Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telingaan Aruu, Tradisi Kuping Panjang Khas Suku Dayak yang Mulai Ditinggalkan

Kompas.com - 13/10/2022, 09:39 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Suku Dayak di Kalimantan mengenal sebuah tradisi unik di mana kecantikan seorang wanita tidak dinilai dari wajah, namun dari telinga mereka.

Tradisi ini dikenal dengan telingaan aruu atau tradisi kuping panjang di mana daun telinga wanita suku Dayak sengaja dibuat menjuntai panjang dengan anting pemberat.

Baca juga: Jenis-jenis Tari Kancet Suku Dayak Kenyah

Dilansir dari laman indonesia.go.id, tidak semua sub suku Dayak melakukan tradisi telingaan aruu atau tradisi kuping panjang ini.

Baca juga: Mengenal Suku Dayak, dari Asal Usul hingga Tradisi

Tradisi ini hanya dikenal oleh beberapa sub suku Dayak yang tinggal di pedalaman Kalimantan, seperti suku Dayak Kenyah, Dayak Bahau, Dayak Penan, Dayak Kelabit, Dayak Sa’ban, Dayak Kayan, Dayak Taman, dan Dayak Punan.

Baca juga: Mengenal Kukui, Tembang Khas Dayak Agabag yang Menjadi Salah Satu Warisan Budaya di Nunukan

Tahap memanjangkan telinga dimulai sejak bayi

Tradisi telingaan aruu dilakukan sejak bayi, yang ditandai dengan ritual mucuk penikng atau penindikan daun telinga.

Namun telinga bayi tidak langsung dipanjangkan, namun akan dipasangi benang sebagai pengganti anting-anting.

Setelah luka tindik kering, maka benang akan diganti dengan diganti dengan pintalan kayu gabus.

Pintalan kayu gabus ini akan diganti dengan yang ukurannya lebih besar setiap seminggu sekali.

Pintalan kayu gabus dipilih karena sifatnya yang akan mengembang saat terkena air, sehingga dapat membuat lubang pada daun telinga juga semakin membesar.

Setelah lubang pada daun telinga cukup besar maka seorang gadis akan dipakaikan belaong atau anting-anting tradisional dari bahan tembaga.

Terdapat dua jenis belaong yang digunakan yaitu hisang semhaa yang dipasang di sekeliling daun telinga dan serta hisang kavaat yang dipasang pada daun telinga.

Secara bertahap, jumlah belaong yang dikenakan akan ditambahkan satu persatu yang membuat lubang pada daun telinga semakin lama akan semakin besar dan panjang.

Penambahan belaong dilakukan sesuai aturan dengan memperhatikan usia dan status sosial pemakainya.

Belaong ini tidak pernah dilepas dan terus dikenakan baik ketika beraktivitas atau tertidur.

Walau begitu, ada batasan dalam ukuran panjang daun telinga yaitu untuk wanita adalah sebatas dada.

Telingaan aruu, tradisi Suku Dayak memanjangkan daun telinga. Pesona Indonesia via indonesia.go.id Telingaan aruu, tradisi Suku Dayak memanjangkan daun telinga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com