BANGKA, KOMPAS.com - Kedatangan etnis Tionghoa di Kepulauan Bangka Belitung erat kaitannya dengan sejarah penambangan timah.
Orang-orang Tionghoa berperan sebagai pekerja sekaligus memperkenalkan teknologi penambangan.
Beberapa peralatan tambang itu kini telah berusia ratusan. Beberapa di antaranya masih ada yang digunakan hingga sekarang.
"Bor Bangka pertama kali dikenalkan oleh orang-orang Tionghoa pada awal abad ke-18 dengan nama Ciam atau ujung runcing. Kemudian disempurnakan oleh ahli Geologi Belanda, AJ Akeringa," kata Pengelola Museum Timah Pangkalpinang, M Taufik saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (12/10/2022).
Baca juga: Bangka Belitung Diintai Puting Beliung dan Banjir, BPBD Giatkan Sekolah Aman Bencana
Replika berbagai peralatan tambang dari masa ke masa, bisa ditemukan di Museum Timah Pangkalpinang.
Museum ini dilengkapi dengan miniatur serta diorama kegiatan penambangan dengan cara tradisional hingga teknologi modern yang digunakan saat ini.
Taufik menuturkan, kegiatan penambangan timah sejak dua abad lalu telah menggunakan peralatan besi atau campuran logam.
Peralatan itu berbentuk linggis untuk mengikis permukaan tanah. Kemudian ada ayakan yang terbuat dari kayu yang berfungsi memisahkan pasir timah dari tanah. Ayakan ini digunakan dengan cara direndam dalam air mengalir.
"Penambangan timah semakin berkembang dan butuh alat untuk menggali lebih dalam sehingga dibutuhkan Ciam yang dikenal saat ini sebagai Bor Bangka atau Bangka Drill," ujar Taufik.
Menurut Taufik, Bor Bangka bisa menembus lapisan tanah aluvial hingga kedalaman 40 meter.
Bor yang dioperasikan lima sampai enam pekerja itu, bisa digunakan untuk tambang darat maupun di kawasan sungai.
"Sampai saat ini bor Bangka masih digunakan oleh penambang tradisional. Terutama untuk eksplorasi menemukan titik-titik yang ada timahnya," beber Taufik.
Peralatan lain untuk mendukung kegiatan penambangan, sambung Taufik, adalah kerito surong (gerobak).
Kerito surong terbuat dari kayu begitu juga dengan rodanya. Fungsi kerito surong untuk mengangkut timah dari lokasi penambangan ke gudang penyimpanan.
Baca juga: 7 Makanan Khas Bangka Belitung, Tidak Hanya Lempah Kuning
Kerito surong pun hingga saat ini masih digunakan sebagian masyarakat desa kepulauan.
"Berbagai peralatan itu teknologi awalnya dibawa dari daratan China," ungkap Taufik.
Nah, bagi anda yang tertarik dengan wisata sejarah, bisa berkunjung ke Museum Timah Indonesia Pangkalpinang.
Museum ini dibuka dari pagi hingga sore dengan jadwal libur hari Jumat dan hari-hari besar nasional.
Saat ini museum timah dilengkapi kendaraan era tahun 70-an, Mobil Pownis untuk berkeliling kota. Semua fasilitas museum itu bisa digunakan secara gratis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.