KOMPAS.com - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memberikan tanggapannya mengenai Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang digugat soal ijazah palsu.
Gibran menyatakan bahwa ijazah Presiden Jokowi sudah sesuai.
Menurutnya, jika Jokowi menggunakan ijazah palsu, sudah dipastikan tidak bisa mengikuti tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Solo, DKI Jakarta, maupun pemilihan presiden (Pilpres).
Berita lainnya, perjalanan penumpang KA Turangga pada Sabtu (8/10/2022) menjadi perjalanan yang menguras energi dan kesabaran.
Pasalnya, perjalanan Yogyakarta-Bandung yang biasanya ditempuh 6 jam menjadi 18 jam.
Hal ini disebabkan rel amblas di sejumlah titik di jalur selatan, yakni Km 367+6/7, Km 372+400, dan Km 392+8/7 petak jalan Sikampuh-Maos.
Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Senin (10/10/2022).
Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Jokowi sekaligus Wali Kota Solo, memberikan tanggapan terkait ayahnya yang digugat soal ijazah palsu.
Ia memastikan bahwa ijazah Jokowi sudah sesuai.
Dia berpandangan, apabila Jokowi menggunakan ijazah palsu, sudah dipastikan tidak bisa mengikuti tahapan Pilkada Solo, DKI Jakarta, hingga Pilpres.
"Sak iki daftar wali kota, gubernur ora nganggo ijazah terus nganggo opo? Nganggo godong pisang po piye (Sekarang daftar wali kota, gubernur tidak pakai ijazah terus pakai apa? Pakai daun pisang apa). Mosok meh ngapusi (Masak mau membohongi). Daftar presiden dan lain-lain mosok meh ngapusi," ujarnya, Senin.
Ayah Jan Ethes Srinarendra ini menegaskan bahwa tuduhan Presiden Jokowi menggunakan ijazah palsu saat mengikuti Pilpres tidak benar.
Baca selengkapnya: Jokowi Digugat soal Ijazah Palsu, Gibran: Sak Iki Daftar Wali Kota, Gubernur, Presiden Terus Nganggo Opo? Nganggo Godong Pisang?
Dini Budiman, salah satu penumpang KA Turangga, berbagi cerita soal penumpang kereta tersebut yang terjebak selama 12 jam karena adanya rel ambles.
Kekecewaan Dini berawal dari minimnya informasi yang didapatnya soal situasi yang sedang terjadi.
Perasaan kekecewaan Dini berlanjut ketika PT KAI hanya memberikan air mineral 330 mililiter setelah 6 jam kereta tertahan. Kompensasi ditambah dengan kue kering pada 4 jam berikutnya.
"Teman-teman saya bertanya, kapan kami mendapatkan makanan berat, kata petugasnya di Tasik," ucapnya.
Akan tetapi, ucapan petugas di lapangan maupun di Twitter KAI tidak terealisasi. Bahkan unggahan KAI yang menyampaikan bahwa pembagian makanan berat di Stasiun Jeruklegi, Cilacap, Jawa Barat, tidak pernah terwujud.
Baca selengkapnya: Cerita Penumpang KA Terjebak 12 Jam karena Rel Ambles, dari Kelaparan hingga Air Toilet Habis