Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pneumonia di Surabaya Tercatat 11.512 Sepanjang 2022, Didominasi Balita

Kompas.com - 21/09/2022, 17:23 WIB
Ghinan Salman,
Krisiandi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kasus pneumonia pada balita di Kota Surabaya, Jawa Timur, relatif tinggi. Bahkan pada tahun ini, hingga Agustus, balita mendominasi penderita pneumonia.  

Menurut data Dinasi Kesehatan Surabaya, pada 2021 tercatat 17.693 kasus pneumonia di Surabaya. Dari jumlah itu, 8.760 adalah balita. 

Sementara pada 2022, dari 11.512 kasus pneumonia, sebanyak 8.080 merupakan balita, dengan usia dominan antara 1-5 tahun. 

"Usia 1 sampai 5 tahun merupakan usia rentan, di mana kekebalan tubuh belum terbentuk secara optimal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina, di Surabaya, Rabu (21/9/2022).

Baca juga: Kemunculan Wabah pneumonia Misterius di Argentina Dikaitkan dengan Penyakit Legiuner, Apakah Itu?

Nanik menjelaskan, penyebab banyaknya anak-anak usia 1-5 tahun mengidap pneumonia karena sering berinteraksi dengan banyak orang, serta mengunjungi berbagai tempat.

Sehingga berisiko terpapar virus/kuman penyebab infeksi saluran pernapasan menjadi lebih tinggi dibanding usia bayi 0-1 tahun.

Untuk mengatasi hal tersebut, Dinkes Kota Surabaya melakukan upaya medis terhadap penderita pneumonia, khususnya pada penderita balita.

Di antaranya, melakukan penatalaksanaan kasus sesuai kondisi klinis dan menelaah faktor-faktor lain yang berpengaruh seperti riwayat imunisasi.

"Memperhatikan status gizi serta kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat untuk kemudian juga diberikan intervensi apabila ada yang belum optimal," kata Nanik.

Lebih lanjut, Nanik meminta masyarakat di Kota Surabaya untuk menekankan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) guna mencegah terjangkit pneumonia.

Caranya adalah dengan rajin membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun, sebelum dan sesudah beraktivitas.

"Mengonsumsi makanan bergizi, melakukan istirahat yang cukup, minum vitamin, menggunakan masker di tempat tempat umum dan berisiko, melakukan imunisasi lengkap pada balita, serta menghindari paparan debu, asap rokok dan polusi," ucap dia.

Nanik juga mengimbau masyarakat untuk mewujudkan lingkungan/rumah yang bersih dan sehat. Memiliki ventilasi dan pencahayaan matahari, serta bebas asap rokok.

Selain itu, masyarakat juga dianjurkan untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan, mengingat pandemi Covid-19 juga belum berakhir.

Sebab, penularan pneumonia memiliki mekanisme yang sama dengan penularan Covid-19, yaitu melalui udara.

"Bagi yang memiliki balita, pastikan mendapat imunisasi yang lengkap sesuai usia. Memberikan asupan makanan yang cukup dan bervariasi agar status gizi normal," kata dia.

Baca juga: Tak Berkait dengan Covid-19, Imunisasi PCV Gratis untuk Tekan Kasus pneumonia

"Sehingga imunitas tubuh juga optimal. Jangan terlalu sering diajak bepergian dan hindari anak dipegang/dicium orang yang sedang batuk/pilek. Serta, hindarkan anak dari debu, asap rokok dan polusi," imbuhnya.

Sedangkan, bagi masyarakat dengan usia dewasa terutama yang memiliki faktor risiko seperti lansia, penderita diabetes dan penyakit immunocompromised lainnya, dapat melakukan vaksinasi influenza secara mandiri setiap satu tahun sekali.

"Dan segera periksa ke dokter apabila ada keluhan dan gejala infeksi saluran pernafasan," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Regional
Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

Regional
Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Regional
Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com