Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GMNI Sukabumi Raya Desak Presiden Jokowi Berantas Pemburu Rente BBM Subsidi

Kompas.com - 05/09/2022, 23:39 WIB
Budiyanto ,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sukabumi Raya menggelar aksi unjuk rasa di bundaran Tugu Adipura, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (5/9/2022).

Demonstrasi mahasiswa menyikapi kenaikan harga BBM itu dimulai sekitar pukul 14.15 WIB. Aksi mahasiswa yang berlangsung di pusat perkotaan Kota Sukabumi berakhir sekitar pukul 18.30 WIB.

Kenaikan harga BBM oleh Presiden Joko Widodo mulai diberlakukan pada Sabtu, 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.

Baca juga: Demo Tolak Kenaikan BBM di Makassar Ricuh, 2 Kali Mobil Polisi Kena Bom Molotov

Ketua GMNI Sukabumi Raya, Anggi Fauzi mengungkapkan, pemerintah menaikkan harga BBM begitu besar. Padahal saat ini rakyat baru mulai bangkit setelah dilanda kesulitan pandemi Covid-19 selama dua tahun.

"Tentunya menaikan harga BBM bersubsidi bukanlah langkah solutif dalam memulihkan perekonomian saat ini," ungkap Anggi kepada awak media di sela demonstrasi di bundaran Tugu Adipura, Senin sore.

GMNI Sukabumi Raya, lanjut Anggi, menolak kenaikan harga BBM bersubsidi di tengah kondisi masyarakat yang kesusahan pascaCovid-19.

Mendesak pemerintah dalam hal ini Presiden Republik Indonesia untuk mengevaluasi Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Mereka dinilai tidak mampu menjalankan tugas dan fungsinya guna memaksimalkan pendistribusian supaya tepat sasaran.

Mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memeriksa BPH Migas terkait adanya dugaan penyelewengan distribusi BBM bersubsidi yang tidak tepat sasaran.

"Dan kami GMNI Sukabumi Raya mendesak bapak presiden untuk memberantas pemburu rente BBM Subsidi," tutur dia.

Baca juga: Sopir Truk Ikut Demo Tolak Kenaikan BBM dengan Mahasiswa di Pekanbaru

Aksi unjuk rasa para mahasiswa dari beberapa kampus di Sukabumi ini, selain penyampaian aspirasi melalui orasi, juga diisi dengan teaterikal, pembacaan puisi, serta menyanyikan lagu-lagu dengan lirik penderitaan rakyat.

Puluhan mahasiswa juga membentangkan spanduk besar bertuliskan "Berantas mafia rente BBM bersubsidi", dan "GMNI Sukabumi Raya #TolakKenaikanBBM".  Selain itu membawa 'keranda jenazah' yang bertuliskan "telah mati hati nurani".

Aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM bersubsidi ini juga diwarnai pembakaran ban.

Selain itu, unjuk rasa ini sempat berhenti saat hujan mengguyur deras setelah sebelumnya angin puting beliung menyapu bundaran Tugu Adipura dan sekitarnya.

Demonstrasi puluhan mahasiswa mendapatkan pengawalan dan pengamanan gabungan di antaranya  Polsek Cikole, Polsek Citamiang, dan Polsek Gunungpuyuh serta Polres Sukabumi Kota.

"Alhamdulillah kegiatan menyampaikan pendapat atau aspirasi bisa berjalan lancar, dan aktivitas warga bisa bergulir," kata Kepala Polres Sukabumi Kota AKBP Zainal Abidin kepada awak media setelah demonstrasi berakhir, Senin petang.

Carolus Dori Kenaikan BBM ini menjadi langkah pemerintah Indonesia menghadapi gejolak minyak dunia. Maka dari itu, harga BBM di dalam negeri tidak bisa ditopang dengan memberikan subsidi dari APBN. Kondisi ini tentu berimbas pada pengendara motor yang memakai tiga jenis BBM tersebut. Termasuk para pengendara ojek online (ojol) yang menjadikan sepeda motor sebagai sumber mata pencaharian sehari-hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Detik-detik Waisak di Candi Borobudur, 866 Personel Gabungan Disiagakan

Detik-detik Waisak di Candi Borobudur, 866 Personel Gabungan Disiagakan

Regional
Remaja 16 Tahun di Buton Tengah Dicabuli 8 Orang Pria

Remaja 16 Tahun di Buton Tengah Dicabuli 8 Orang Pria

Regional
Pagi Ini Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus

Pagi Ini Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus

Regional
Wali Kota Makassar Danny Pomanto jadi Narasumber dan Penanggap di 10th WWF 2024

Wali Kota Makassar Danny Pomanto jadi Narasumber dan Penanggap di 10th WWF 2024

Regional
Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Regional
Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Regional
Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pegi Terduga Pembunuh Vina Cirebon Ditangkap | Akhir Kasus Norma Risma

[POPULER NUSANTARA] Pegi Terduga Pembunuh Vina Cirebon Ditangkap | Akhir Kasus Norma Risma

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com