AMBON,KOMPAS.com - Bangkai paus berukuran panjang 12 meter ditemukan terdampar di pantai desa Terkuri, kecamatan Leksula, kabupaten Buru Selatan, Maluku, Minggu (4/9/2022).
Paus jenis sperma itu ditemukan dalam kondisi mati dengan bagian mulutnya terluka.
Rudi salah satu warga desa setempat mengatakan, beberapa hari sebelum ditemukan terdampar, warga setempat sempat melihat paus muncul di perairan.
“Memang sempat muncul beberapa hari sebelum ditemukan terdampar,” katanya kepada Kompas.com saat dikonfirmasi.
Baca juga: Ungkap Penyebab Mamalia Laut Terdampar di Banyuwangi, BPSPL Tunggu Hasil Nekropsi Paus Sperma
Rudi mengakui saat ditemukan paus tersebut telah mati. Penemuan hewan mamalia laut itu pun sontak menggegerkan warga setempat.
Menurutnya hingga saat ini bangkai paus raksasa tersebut masih berada di lokasi pantai tersebut dan belum dikubur atau dimusnahkan.
“Masih ada di pantai, saya dengar mau dikuburkan,” ujarnya.
Sementara itu Sub Koordinator Pendayagunaan dan Pelestarian Loka Sorong Hendrik Sombo yang dihubungi Kompas.com secara terpisah, mengakui paus yang terdampar di pantai tersebut berjenis paus sperma.
“Kalau dari ciri-ciri fisik dan kepalanya itu paus sperma, dan dari laporan yang kami terima dari Satker Ambon itu panjangnya ada 12 meter,” ungkapnya via telepon seluler.
Hendrik mengaku bahwa bangkai paus sperma itu masih berada di pantai. Hendrik mengaku telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mendatangkan alat berat guna menguburkan bangkai paus tersebut.
“Bangkai pausnya masih di pantai dan dari laporan itu sudah dikoordinasikan dengan pihak kepolisian untuk mendatangkan alat berat,” katanya.
Baca juga: Bangkai Paus Sepanjang 24 Meter Terdampar di Alor, Dipotong dan Dimakan Dagingnya oleh Warga
Adapun alat berat dibutuhkan untuk melakukan penggalian di lokasi tersebut guna menguburkan bangkai paus tersebut.
Saat disinggung soal penyebab kematian bangkai paus tersbeut, Hendrik mengaku tidak mengetahuinya.
Menurutnya, butuh pengkajian mendalam untuk menyimpulkan penyebab kematian paus.
“Untuk penyebab kematiannya itu masih butuh pengkajian jadi kita tidak bisa menduga penyebabnya. Tapi kalau menurut para ahli itu biasnaya penyebabnya karena terkontaminasi, faktor lingkungan laut dan juga karena umurnya yang sudah tua,” ungkapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.