Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Papua: Kita Mau Tinggal di Sini Sampai Kapan, Mama?

Kompas.com - 20/08/2022, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pengungsi dari sejumlah distrik di Kabupaten Maybrat, Papua Barat mengeluhkan minimnya bantuan, sementara anak-anak dikatakan mulai kelaparan dan sedang menghadapi ancaman putus sekolah.

Keluh kesah ini disuarakan di tengah perayaan HUT RI ke-77 dan jelang satu tahun pasca-ribuan pengungsi meninggalkan rumah-rumah mereka setelah terjadi konflik bersenjata antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) dan TNI/Polri.

Pihak Organisasi Papua Merdeka masih berkeras untuk melakukan perang terbuka terhadap TNI/Polri.

Sementara pemerintah Indonesia sejauh ini, masih mengerahkan aparat untuk memerangi TPNPB-OPM, serta melakukan pendekatan "kesejahteraan“ bagi warga Papua.

Baca juga: 6 Terdakwa Kasus Penyerangan Pos Koramil Kisor Divonis 20 Tahun dan 18 Tahun Penjara

Lamberti Faan, 36 tahun, mengaku makin sering menghadapi masa sulit untuk memberi makan kedua anaknya yang masih balita di lokasi pengungsian yang berada di Kampung Mowes, Kabupaten Maybrat, Papua Barat.

"Sama sekali tidak ada beras. Dan, anak saya yang paling kecil datang ambil piring, mama mau makan nasi. Tapi saya tidak tahu, saya harus...,” suara Lamberti terjeda diikuti isak tangis.

“Kita harus, di piring-piring kotor itu ada ampas-ampas nasi, dorang ambil untuk itu [makan]… Saya orang tua yang paling tidak berguna sudah,” ungkap Lamberti dengan suara bergetar.

Di lokasi pengungsiannya, tepatnya di Distrik Ayawasi, Lamberti Faan tinggal bersama enam keluarga lainnya yang umumnya masih punya anak kecil.

Baca juga: Tragedi Penyerangan Posramil Kisor, Warga yang Mengungsi Sudah Kembali

Mereka merupakan bagian dari ribuan orang yang mengungsi pasca serangan kelompok bersenjata OPM ke Pos persiapan Koramil (Posramil) Kisor Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, September tahun lalu.

Dalam serangan ini empat anggota TNI tewas.

“Tinggalnya sudah begini, tidak ada pekerjaan untuk bisa menjamin kebutuhan anak-anak sekolah. Makan, belum lagi kalau sakit dan sebagainya,” kata Lamberti.

Minggu-minggu pertama di lokasi pengungsian, Lamberti mengatakan mendapat bantuan dari pemerintah setempat.

Baca juga: 1 Terduga Penyerang Posramil Kisor Maybrat Ditangkap

Tapi setelah itu, ia harus mengandalkan bantuan dari saudara atau teman berupa uang atau beras.

“Ada beras tidak, sedikit saja, yang penting saya bisa masak untuk anak kecil,” kata Lamberti saat menirukan ia meminta beras dari saudaranya.

“Menunggu bantuan, belas kasihan orang sampai kapan harus begini?” lanjutnya.

Di lokasi pengungsian, Lamberti dan suaminya membuka kebun kecil yang ditanami sayur-sayuran mulai dari kacang panjang, buncis dan bayam.

Sayur-sayuran ini digunakan untuk dikonsumsi bersama dengan pengungsi lainnya. Tapi ini tidak cukup, katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Regional
Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Regional
Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com