Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Perintis Angkutan Pedesaan di Soloraya Terus Menurun, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 05/07/2022, 19:21 WIB
Labib Zamani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Bus perintis angkutan pedesaan di Terminal Tipe A Tirtonadi Solo, Jawa Tengah, terus menurun.

Sepinya penumpang menjadi salah satu penyebabnya.

Kepala Urusan (Kaur) Lalu Lintas Terminal Tipe A Tirtonadi Solo Sunardi mengatakan, penurunan jumlah bus jalur perintis wilayah Soloraya sudah terjadi sejak lama.

Kondisi ini diperparah dengan munculnya wabah Covid-19.

Alih-alih melakukan peremajaan, justru banyak perusahaan otobus (PO) bus perintis yang mengurangi jumlah armadanya.

Baca juga: Gibran Klarifikasi Dugaan Pelecehan Member JKT48, Tak Mau Nama Kota Solo Jelek

"Dengan tergerusnya zaman sekarang untuk PO-PO sendiri sudah tidak bisa bergerak apapun ataupun melakukan peremajaan," kata Sunardi, kepada Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7/2022).

Sunardi menyebutkan, Bus Karunia Mulya jurusan Solo-Batu Jamus pada masanya memiliki sebanyak 17 trayek. Tapi sekarang hanya empat unit yang masih beroperasi.

Kemudian, Bus Damar Sasongko jurusan Solo-Sukoharjo, Sunar Adi jurusan Solo-Sukoharjo, Taqwa Solo-Karanggede dan lain-lain juga mengalami nasib sama.

"Sekarang yang masih beroperasi masuk terminal ada Damar Sasongko, Karunia Mulya, dan Taqwa," kata dia.

Penurunan jumlah penumpang bus perintis Soloraya disebabkan karena masyarakat sekarang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi.

Sehingga, sudah sedikit masyarakat yang menggunakan angkutan pedesaan sebagai transportasi utama dalam kebutuhan sehari-hari.

"Sebetulnya penumpang ada. Tapi, tidak seperti dulu. Sekarang banyak warga yang menggunakan sepeda motor ke sana kemari," kata Sunardi.

Sunardi mengatakan, para sopir dan kernet bus perintis pedesaan memilih tetap bertahan melakoni pekerjaan tersebut karena demi mencukupi kebutuhan keluarga.

Sementara mereka tidak memiliki pekerjaan lain selain mengoperasikan bus-bus tersebut.

Meski tetap beroperasi, para sopir dan kernet bus perintis pedesaan harus pandai membagi antara uang setoran juragan atau pemilik bus dengan operasional.

"Sementara ini hanya untuk mempertahankan karyawan yang sudah jalan di situ. Biar mereka punya pekerjaan karena menyakut kehidupan keluarganya," ungkap dia.

Seorang kernet bus Karunia Mulya, Muhsin (51) mengatakan, penurunan jumlah penumpang dan pengurangan armada sudah terjadi sejak sebelum pandemi Covid-19.

Biasanya penumpang bus paling banyak dari karyawan pabrik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Ratusan Buruh Smelter Timah di Bangka yang Dirumahkan, Hak Diduga Belum Diberikan

Nasib Ratusan Buruh Smelter Timah di Bangka yang Dirumahkan, Hak Diduga Belum Diberikan

Regional
Harga Bawang Merah di Kebumen Tembus Rp 70.000 Per Kilogram

Harga Bawang Merah di Kebumen Tembus Rp 70.000 Per Kilogram

Regional
Pembunuhan Pria di Jatibarang Semarang, 1 Ditangkap, 2 Masih Buron

Pembunuhan Pria di Jatibarang Semarang, 1 Ditangkap, 2 Masih Buron

Regional
Saat Jokowi Makan Malam di Mie Gacoan Mataram, Warga dan 'Driver' Ojek Rebutan Foto

Saat Jokowi Makan Malam di Mie Gacoan Mataram, Warga dan "Driver" Ojek Rebutan Foto

Regional
Ayah di Pangkep Cabuli Anak Tirinya Selama 7 Tahun sampai Hamil

Ayah di Pangkep Cabuli Anak Tirinya Selama 7 Tahun sampai Hamil

Regional
Bukan Berdemo, Ribuan Buruh di Salatiga 'Long March' Ikuti Jalan Santai

Bukan Berdemo, Ribuan Buruh di Salatiga "Long March" Ikuti Jalan Santai

Regional
Komplotan Perdagangan Senjata Api Ilegal Ditangkap di Riau

Komplotan Perdagangan Senjata Api Ilegal Ditangkap di Riau

Regional
Pendaki Meninggal di Gunung Ciremai Diduga Kelelahan

Pendaki Meninggal di Gunung Ciremai Diduga Kelelahan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Regional
Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Regional
Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com