KUPANG, KOMPAS.com - Kerja keras serta piawai melihat peluang usaha, telah mengantarkan pria ini menjadi seorang pengusaha sukses di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Memulai petualangan hidup dari seorang kondektur bus di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Melkianus Lubalu (62), menjelma menjadi pengusaha sukses beromzet miliaran Rupiah.
Bagi Melkianus, kesuksesan yang telah diraihnya tak lepas dari derasnya terpaan hidup yang pernah dialami.
Meski hanya sebagai kondektur truk, pria kelahiran 21 Desember 1959 tersebut, memiliki keinginan kuat untuk keluar dari garis kemiskinan.
Kisahnya bermula pada 1974. Dilahirkan dari keluarga miskin, Melkianus yang saat itu baru berusia 15 tahun, menjadi kondektur truk.
Berbekal kedisiplinan dan kejujuran yang ditanamkan kedua orangtuanya, Melkianus mulai berusaha sekuat tenaga dalam bekerja.
Tidak hanya sebagai kondektur, dia mulai mencari tambahan penghasilan lain dari menjual kue. Setelah dari kondektur, Melkianus mulai dipercaya menjadi sopir truk.
Usahanya mulai berkembang ketika Melkianus memilih untuk berumah tangga pada 1983.
Saat itu, dia meminjam uang di bank sebesar 2 juta. Uang itu digunakan untuk membuka usaha dan akhirnya berkembang menjadi Rp 5 juta.
Baca juga: Berkas Perkara Rampung, Kasus Pembunuhan Ibu dan Bayi di Kupang Segera Disidangkan
"Waktu itu mobil bus masih seharga Rp 5 juta, sehingga saya beli satu unit," ujar Melkianus, kepada Kompas.com di Kupang, Minggu (27/3/2022).
Sambil usaha di bidang transportasi, Melkianus yang hanya tamatan SMP itu mulai merambah usaha lainnya yakni menjadi kontraktor.
"Saya masih ingat, pertama kerja bangunan sekolah, dengan anggaran Rp 2 juta," kata Melkianus mengenang awal dia masuk ke dunia kontraktor.
Rupanya, pilihan menjadi kontraktor saat itu tidak salah, sehingga akhirnya mengantarnya menuju tangga kesuksesan.
Usahanya mulai maju, Melkianus lalu merekrut karyawan untuk bekerja di perusahaannya yang diberi nama PT Bumi Indah.
Hingga saat ini, ia telah mempekerjakan 800 karyawan tetap dan ribuan tenaga kerja lepas.
Mobilnya pun tak terhitung lagi jumlahnya. Dia juga memiliki sebuah kapal barang yang dikhususkan untuk mengakut truk dan alat berat saat mengerjakan proyek di beberapa pulau di NTT.
Puncak kesuksesan mulai diraihnya pada 1990 hingga 2000. Saat itu, ia mulai mengarap proyek APBN untuk pembangunan sejumlah fasilitas publik dengan pagu anggaran mulai dari puluhan miliar sampai ratusan miliar Rupiah.
Setelah sukses, Melkianus tak lupa dengan beberapa rekan-rekannya yang pernah hidup susah dengannya.