Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Bunda Melayu dan Air Penyengat Kepri Bersatu di Kendi Nusantara IKN

Kompas.com - 14/03/2022, 17:03 WIB
Elhadif Putra,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

TANJUNGPINANG, KOMPAS.com - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad ikut membawa tanah dan air ke Titik Nol Kilometer Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Senin (14/3/2022).

Tanah dan air yang dibawa Ansar sangat berkaitan dengan budaya Melayu Kepri. Kedua unsur tersebut disatukan dengan seluruh tanah dan air dari penjuru Indonesia dalam sebuah Bejana Nusantara, di IKN, Provinsi Kalimantan Timur.

Untuk tanah diambil dari Kabupaten Lingga atau dari Daik Lingga yang biasa dikenal sebagai Bunda Tanah Melayu.

Lokasinya di Struktur Cagar Budaya Bekas Tapak Istana Damnah yang dibangun pada tahun 1860 semasa kesultanan Lingga-Riau Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II (1857-1883).

Baca juga: Jokowi Ungkap Makna Penyatuan Air dan Tanah dari 34 Gubernur di IKN

Tepatnya lagi, tanah tersebut berasal dari lokasi Balai Bertitah (Singgasana), tempat Balai Pemerintahan Sultan yang merupakan Balai Bagian Bekas Istana Sultan Lingga-Riau terakhir.

"Berdasarkan sejarah, sumber tanah yang kita bawa ini sangat erat kaitannya dengan sejarah dan nilai-nilai leluhur Melayu di Kepri," jelas Ansar dalam keterangan tertulisnya, yang diterima Senin sore.

Sementara untuk air yang dibawa Ansar berasal dari sumur Balai Adat pulau Penyengat Indera Sakti, Kota Tanjungpinang.

Sumur itu hanya memiliki kedalaman sekitar 2,5 meter dan tidak pernah kering sepanjang tahun walaupun pada musim kemarau.

Pertama kali sumur ditemukan pada abad ke-16. Walaupun sumur tersebut terletak hanya sekitar 30 meter dari pantai, tapi airnya sangat segar dan tidak asin sama sekali.

Pulau penyengat juga berkaitan erat dengan sejarah Melayu Kepri. Saat ini banyak situs-situs bersejarah yang ada di pulau Penyengat sedang diusulkan kepada UNESCO (Badan PBB untuk Pendidikan dan Kebudayaan) untuk menjadi situs warisan dunia.

Kemudian ada istilah, jika orang berkunjung ke Kepri maka belum lengkap jika tidak bertandang ke Pulau Penyengat.

Jika ke pulau Penyengat maka belum lengkap apabila tidak minum atau sekedar cuci muka menggunakan air di situ.

"Ada beberapa sumur di Penyengat dan salah satunya adalah yang berada di bawah gedung Balai Adat Pulau Penyengat, yang beefungsi sebagai tempat untuk menyambut tamu atau mengadakan perjamuan bagi orang-orang penting," ujar Ansar.

Tanah dan air diserahkan Ansar Ahmad bersama para gubernur lain kepada Presiden RI Joko Widodo.

Baca juga: Tanah di Tempat Pengasingan Bung Karno di Bangka Barat Dibawa ke IKN

Selanjutnya air dan tanah dari seluruh provinsi tersebut dimasukan ke dalam Kendi Nusantara yang sudah disiapkan. Prosesi ini sebagai simbol penyatuan tanah air Indonesia di pusat IKN Nusantara.

Air dan tanah pertama diserahkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan dan kemudian dilanjutkan Gubernur Aceh Nova Iriansyah.

Untuk Gubernur Kepri, Ansar Ahmad mendapat kesempatan menyerahkan setelah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

"Kita yakin jika seluruh Gubernur dari setiap Provinsi juga membawa tanah dan air yang diambil dengan asal-muasal sumber yang bisa mewakili daerahnya. Semoga melalui proses penyatuan ini bisa menyatukan Indonesia, berkah dan guyub,” ungkap Ansar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com