Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Daging Sapi Mahal, Pedagang di Banten Bakal Mogok Jualan

Kompas.com - 24/02/2022, 15:09 WIB
Rasyid Ridho,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Para pedagang daging sapi di Banten akan melakukan aksi mogok jualan.

Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes harga daging sapi yang terus mengalami kenaikan.

Ketua Gabungan Pengusaha Pedagang Daging (Gappenda) Provinsi Banten, Aeng MZ mengatakan, 400 pedagang daging di Provinsi Banten, kecuali Tangerang Raya akan melakukan aksi mogok berjualan.

Baca juga: Harga Daging Sapi Mahal, Pedagang Bakal Mogok Jualan Mulai 28 Februari hingga 4 Maret

"Kami masih melakukan musyawarah kapan akan melakukan mogok jualan belum diputuskan, apakah bersamaan dengan wilayah Jabodetabek atau setelahnya. Yang jelas kami akan mogok," kata Aeng saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/2/2022).

Aksi mogok itu dilakukan karena harga daging sapi di tingkat rumah pemotongan hewan maupun perusahaan feedloter atau penggemukan sapi terus naik sejak dua pekan lalu.

Meski harga naik, kata Aeng, para pedagang daging masih tetap berjualan secara normal walaupun harga sapi di feedloter sudah tinggi dengan Rp 125 ribu per kilogram.

Baca juga: Setelah Perajin Tahu Tempe, Pedagang Daging Sapi Juga Akan Mogok Jualan 5 Hari

"Harga daging kita beli Rp 125 ribu, kalau jual Rp 130-150 ribu, konsumennya mampu atau enggak? yang ada pada ngeluh, pada ngejerit," ujar Aeng.

Sedangkan harga daging impor pun juga mengalami kenaikan seperti daging lokal sejak satu bulan lalu.

Kini, harga daging sapi impor sudah mencapai Rp 88 per kilogram dari harga Rp 72 ribu.

"Tingginya harga, pedagang rugi, selama satu dua bulan rugi terus, karena kita belinya mahal. Baik impor maupun lokal, kenaikannya luar biasa sampai Rp 20 ribu per kilonya," ucap Aeng.

Diungkapkan Aeng, anggota DPRD Provinsi Banten pun mendukung aksi mogok jualan agar pemerintah dapat merespons tuntuan pedagang.

Selain itu, Aeng juga meminta pemerintah dan dinas terkait untuk mengatur harga eceran tertinggi (HET) daging di pasaran.

"Kita akan ikut dengan HET. Tapi, kalau HET-nya rendah, dinas perdagangan bisa menekan kepada feedloter agar menekan harganya," tandas Aeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Regional
3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Regional
Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Regional
Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Regional
Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Regional
Konten Judi 'Online' dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Konten Judi "Online" dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Regional
Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Regional
Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Regional
Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Regional
Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Regional
Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program 'Sekolah Sisan Ngaji'

Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program "Sekolah Sisan Ngaji"

Regional
Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com