Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balita Ikut Bekerja Membantu Orangtua Mengikat Rumput Laut Sambil Menjaga Adiknya, Ini Sikap Pemda Nunukan

Kompas.com - 27/01/2022, 16:58 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sebuah video di media sosial Facebook memperlihatkan bocah berusia 3 tahun mengikat bibit rumput laut sambil menjaga adik perempuannya yang baru berusia 11 bulan menjadi perhatian khusus di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Banyak netizen memuji sikap si bocah, terlebih di usianya yang masih balita, ia sudah bisa membantu orangtua.

Video yang diambil di salah satu mes rumput laut Nunukan tersebut menunjukkan si balita sedang serius memegang tali rumput laut, dan memasukkan sejumlah bibit ke simpul tali.

Baca juga: Kisah Balita 3 Tahun di Sumba Timur, Selamat dalam Kecelakaan, Sang Ibu Tewas

Terlihat ibu-ibu juga mengikat benih tidak jauh darinya. Yang menarik adalah sikap si bocah yang terlihat dewasa.

Ia menghentikan kerjanya ketika si adik menangis, lalu berbalik menghadap adik perempuan yang ada di belakangnya, dan mengusap usap badan si adik untuk menenangkannya sampai tangisan si adik tak lagi terdengar. Setelah itu, iapun kembali sibuk dengan pekerjaannya.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Nunukan, Faridah Aryani mengatakan, fenomena anak-anak di mes rumput laut Nunukan memang butuh perhatian semua pihak.

"Ini hari di mana semua serba dilematis. Saat Covid-19 masih dikhawatirkan mewabah, para orangtua mati-matian mencari uang. Mereka terpaksa membawa anak anaknya untuk bekerja karena keadaan," ujar dia, Kamis (27/1/2022).

DSP3A Nunukan juga sudah melakukan sejumlah kajian, di mana butuh sentuhan semua pihak untuk persoalan anak-anak bahkan balita yang ada di mes ikat rumput laut.

Mayoritas dari pekerja dengan anak balita adalah pendatang serta para eks Pekerja Migrant Indonesia (PMI).

Baca juga: Balita di Sikka NTT Meninggal karena DBD, Sempat Menderita Panas

Wajar, nihilnya identitas kependudukan dan status mereka yang "abu-abu" menambah panjang daftar anak-anak tidak sekolah dan masalah sosial lain.

"Kami sudah mencoba menggandeng PKBM dan para penggiat literasi. Kita masih merumuskan solusi untuk itu, bagaimana agar orangtua ini bisa bekerja menghasilkan uang tapi anak mereka juga mendapat haknya," imbuhnya.

DP3A Nunukan juga berencana agar para pengusaha rumput laut yang menggaji para pabettang (buruh ikat bibit rumput laut), ikut berpartisipasi dalam penanganan masalah anak.

Selain itu, jumlah penggiat literasi juga sudah menyatakan setuju untuk menjadwalkan aktivitas belajar mengajar untuk anak buruh ikat rumput laut.

"Kami berharap para pengusaha ikut memikirkan dan memberi kontribusi solusi keberadaan anak ataupun balita di mes mereka. Ini jumlahnya sangat banyak dan hampir di semua mes rumput laut. Mungkin menyewa bangunan untuk kegiatan bermain sambil belajar menjadi solusi sementara," kata dia.

Baca juga: Nasib Malang Balita di Tambora, Disulut Korek hingga Alami Luka Bakar karena Pelaku Kesal ke Ayahnya

Banyak anak-anak malas sekolah

Salah satu pengusaha sekaligus pengepul rumput laut di Nunukan, Kamaruddin, mengakui adanya keberadaan anak-anak dan balita di mes rumput laut miliknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com