MATARAM, KOMPAS.COM - Aparat Kepolisian Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) telah memeriksa ustaz MQ terkait video ceramah yang diduga mengandung unsur ujaran kebencian dan mendiskreditkan tradisi warga Lombok berziarah ke makam leluhur.
Video ceramah tersebut berujung pada perusakan Pondok Pesantren As-Sunnah oleh ratusan massa pada Minggu (2/1/2022).
Pemanggilan terhadap MQ ini menindaklanjuti tuntutan aksi tokoh agama, tokoh adat, dan santri, pada Senin (3/1/2022) yang mendatangi Mapolda NTB dan meminta MQ ditindak atas ceramahnya.
"Ustaz MQ telah kita mintai keterangan dan hasil BAP-nya akan dipelajari dulu oleh penyidik," kata Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto, Selasa (4/1/2022).
Baca juga: Gunakan Penutup Wajah, Sekelompok Massa Rusak Ponpes di Lombok Timur, Ini Penjelasan Polisi
Kuasa hukum MQ, M Apriadi Abdi Negara, membenarkan bahwa kliennya telah diminta keterangan sejak Minggu lalu.
Saat ini, MQ diamankan sementara di Mapolda NTB demi pertimbangan keamanan.
Sementara itu, Majelis Adat Sasak (MAS) menuntut ustaz MQ meminta maaf atas video ceramahnya yang beredar di media sosial hingga ramai diperbincangkan masyarakat Lombok.
Isi ceramah MQ dalam video itu dinilai telah menistakan beberapa makam keramat yang ada di pulau Lombok.
Desakan agar MQ meminta maaf melalui media cetak dan media daring adalah bagian dari pernyataan sikap MAS dalam aksi mereka ke Mapolda NTB pada Senin lalu..
"Apa yang kita rasakan di percakapan publik kita, ada gangguan dengan munculnya narasi- narasi yang menurut kami tidak pantas. Supaya tidak terjadi hal hal di luar kontrol maka kami serahkan ini pada aparat kepolisian," kata Lalu Bayu Windia, Ketua MAS.
Baca juga: Tanpa Teriakan, Massa Berpenutup Wajah Datangi dan Rusak Ponpes di Lombok Timur
MAS menolak segala bentuk sikap, perilaku, dan tutur kata yang dapat mencederai harmonisasi kehidupan masyarakat Sasak.
Kepada seluruh masyarakat, MAS mengimbau untuk tetap bersikap tenang dan tidak melakukan tindakan kekerasan.
MAS juga mendorong aparat memproses hukum MQ atas ujaran verbal dan nonverbal yang telah menistakan beberapa makam keramat di Pulau Lombok dengan menggunakan frase yang tidak pantas bagi tempat tempat yang dihormati oleh masyarakat Islam Sasak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.