NAGEKEO, KOMPAS.com - Sejumlah ibu-ibu melakukan aksi membuka pakaian sebagai bentuk protes penolakan lokasi pembangunan Waduk Lambo di Kabupaten Nagakeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (9/12/2021).
Selain aksi tersebut, aparat dan masyarakat adat Dusun Roga-roga, Desa Rendu Butowe terlibat saling dorong.
Warga juga kukuh mengadang aparat polisi agar tak masuk ke lokasi.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 9 Desember 2021
Di lokasi gerbang pintu masuk Waduk Lowo Se di Dusun Roga-Roga, aparat sempat membongkat paksa pagar yang dibangun oleh warga.
Sejumlah orang pun berdiri mengadang aparat masuk ke lokasi pembangunan waduk.
Beberapa ibu-ibu kemudian melakukan aksi nekat bertelanjang dada sembari berteriak-teriak.
Ralan Lambo, toko muda Desa Rendubutowe mengungkapkan, ketegangan aparat dan warga berawal dari Kasat Intel Polres Nagekeo yang masuk lokasi Rendubutowe untuk melakukan pembongkaran paksa rumah jaga.
Kedatangan Kasat Intel pun ditentang keras oleh warga Rendu yang di antaranya adalah ibu-ibu. Mereka menolak keras pembangunan Waduk Lambo di wilayah adat Rendu.
"Pukul 10.45 Wita anggota Polres Nagekeo dan Brimob Ende di bawah komando Kasat Intel Polres Nagakeo Serfolus Tegu serta tim dari kontraktor memaksa masuk ke lokasi Lowo Se dengan melakukan perusakan pagar yang dibangun oleh warga," ujar dia.
"Tindakan tersebut disertai dengan kekerasan dengan mencekik leher dan mendorong tubuh warga yang dilakukan oleh beberapa anggota polisi dan brimob," lanjut Ralan kepada Kompas.com, Kamis sore.
Tidak menerima perlakuan aparat, warga pun terlibat aksi saling dorong dengan aparat.
Beberapa ibu-ibu masyarakat adat Randu melakukan aksi telanjang dada.
"Ada dua orang warga yaitu mama Lusia Anggo dan mama Helena Sole yang mengalami luka-luka di tangan dan kaki mereka karena berusaha untuk menjaga pagar rumah jaga supaya tidak dibongkar paksa oleh anggota Kepolisian Nagekeo," ungkap Ralan.