Salin Artikel

Ibu-ibu Adang Aparat dengan Aksi Telanjang Dada di Gerbang Lokasi Pembangunan Waduk Lambo NTT

Selain aksi tersebut, aparat dan masyarakat adat Dusun Roga-roga, Desa Rendu Butowe terlibat saling dorong.

Warga juga kukuh mengadang aparat polisi agar tak masuk ke lokasi.

Di lokasi gerbang pintu masuk Waduk Lowo Se di Dusun Roga-Roga, aparat sempat membongkat paksa pagar yang dibangun oleh warga.

Sejumlah orang pun berdiri mengadang aparat masuk ke lokasi pembangunan waduk.

Beberapa ibu-ibu kemudian melakukan aksi nekat bertelanjang dada sembari berteriak-teriak.

Penjelasan warga

Ralan Lambo, toko muda Desa Rendubutowe mengungkapkan, ketegangan aparat dan warga berawal dari Kasat Intel Polres Nagekeo yang masuk lokasi Rendubutowe untuk melakukan pembongkaran paksa rumah jaga.

Kedatangan Kasat Intel pun ditentang keras oleh warga Rendu yang di antaranya adalah ibu-ibu. Mereka menolak keras pembangunan Waduk Lambo di wilayah adat Rendu.

"Pukul 10.45 Wita anggota Polres Nagekeo dan Brimob Ende di bawah komando Kasat Intel Polres Nagakeo Serfolus Tegu serta tim dari kontraktor memaksa masuk ke lokasi Lowo Se dengan melakukan perusakan pagar yang dibangun oleh warga," ujar dia.

"Tindakan tersebut disertai dengan kekerasan dengan mencekik leher dan mendorong tubuh warga yang dilakukan oleh beberapa anggota polisi dan brimob," lanjut Ralan kepada Kompas.com, Kamis sore.

Tidak menerima perlakuan aparat, warga pun terlibat aksi saling dorong dengan aparat.

Beberapa ibu-ibu masyarakat adat Randu melakukan aksi telanjang dada.

"Ada dua orang warga yaitu mama Lusia Anggo dan mama Helena Sole yang mengalami luka-luka di tangan dan kaki mereka karena berusaha untuk menjaga pagar rumah jaga supaya tidak dibongkar paksa oleh anggota Kepolisian Nagekeo," ungkap Ralan.


Ia mengatakan, aksi saling dorong antara warga dan aparat itu berlangsung hingga Kamis siang.

Masyarakat adat Rendu pun masih bertahan di depan rumah jaga dan berdebat dengan pihak kepolisian yang kurang lebih berjumlah 20 orang.

"Aksi perusakan paksa yang dilakukan oleh anggota kepolisian Nagekeo telah mengakibatkan hancurnya pagar rumah jaga dan baliho penolakan pembangunan Waduk Lambo di wilayah adat Rendubutowe," terangnya.

Ralan mengutuk tindakan aparat kepolisian yang secara paksa melakukan pembongkaran pagar dan perusakan atribut baliho masyarakat adat.

Selaian itu, tindakan represif sebagian aparat kepolisian yang berhasil terekam dalam video dinilai sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan tatanan budaya masyarakat Adat Rendu.

"Harapan saya, Bapak Presiden dan Kapolri bisa segera memberikan teguran dan pembinaan kepada aparat kepolisian yang justru bertindak tidak sesuai SOP. Aparat yang turun ke lokasi bukannya melindungi masyarakat adat, tetapi malah menindas. Tugasnya yang seharusnya mengayomi dan melindung masyarakat, tetapi justru berbentrokan dengan masyarakat adat," imbuh dia.

Sementara itu, Kapolres Nagekeo belum merespons saat dikonfirmasi via WhatsApp, Kamis malam.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/09/214753778/ibu-ibu-adang-aparat-dengan-aksi-telanjang-dada-di-gerbang-lokasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke