Ia mengatakan, aksi saling dorong antara warga dan aparat itu berlangsung hingga Kamis siang.
Masyarakat adat Rendu pun masih bertahan di depan rumah jaga dan berdebat dengan pihak kepolisian yang kurang lebih berjumlah 20 orang.
"Aksi perusakan paksa yang dilakukan oleh anggota kepolisian Nagekeo telah mengakibatkan hancurnya pagar rumah jaga dan baliho penolakan pembangunan Waduk Lambo di wilayah adat Rendubutowe," terangnya.
Ralan mengutuk tindakan aparat kepolisian yang secara paksa melakukan pembongkaran pagar dan perusakan atribut baliho masyarakat adat.
Baca juga: Bersitegang dengan Masyarakat Adat di Lokasi Pembangunan Waduk Lambo, Ini Kata Polisi
Selaian itu, tindakan represif sebagian aparat kepolisian yang berhasil terekam dalam video dinilai sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan tatanan budaya masyarakat Adat Rendu.
"Harapan saya, Bapak Presiden dan Kapolri bisa segera memberikan teguran dan pembinaan kepada aparat kepolisian yang justru bertindak tidak sesuai SOP. Aparat yang turun ke lokasi bukannya melindungi masyarakat adat, tetapi malah menindas. Tugasnya yang seharusnya mengayomi dan melindung masyarakat, tetapi justru berbentrokan dengan masyarakat adat," imbuh dia.
Sementara itu, Kapolres Nagekeo belum merespons saat dikonfirmasi via WhatsApp, Kamis malam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.