YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seekor penyu berukuran cukup besar ditemukan mati dengan beberapa luka pada bagian kaki dan kepala di Pantai Sepanjang, Kalurahan Kemadang, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Minggu (24/10/2021).
Penyu yang belum diketahui jenisnya itu langsung dikubur.
Baca juga: Perjuangan Yusri Belasan Tahun Lestarikan Penyu Berbuah Penghargaan Kalpataru
Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Surisdiyanto menyampaikan, penyu ditemukan seorang warga yang sedang beraktivitas di sekitar Pantai Sepanjang sekitar pukul 05.30 WIB.
"Warga yang pertama kali menemukan yakni Heri, dia sedang beraktivitas di tepi pantai, saat berjalan di pasiran melihat benda yang mencurigakan dan berbau menyengat," kata Suris saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu.
Setelah didekati, warga tersebut mendapati seekor penyu yang telah mati. Penyu itu memiliki berat sekitar 35 kilogram, panjang 50 centimeter, dan lebar 30 centimeter.
"Saksi kemudian memanggil warga lain dan petugas SAR pantai sepanjang kemudian penyu tersebut dievakuasi menepi," kata Heri.
Untuk menghindari bau menyengat dan demi kenyamanan wisatawan, bangkai penyu itu kemudian dikubur.
"Terdapat luka luka pada bagian kaki dan kepala. belum tahu penyebabnya apa," kata Suris.
Suris menambahkan, beberapa tahun terakhir, acap kali ditemukan penyu mati di Kawasan Pantai Sepanjang. Namun, sampai saat ini tidak diketahui penyebab kematian hewan laut itu.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Marjono mengatakan, warga kawasan pantai selatan Gunungkidul dalam beberapa tahun terakhir sudah tidak mau menangkap penyu.
Selain sudah ada sosialiasasi, nelayan juga mengetahui keberadaan penyu di perairan sudah langka.
Baca juga: 26 Tahun Selamatkan Penyu, Ini Kisah Karel Indey Pelopor Konservasi dari Kampung Yawena Papua
Untuk menjaga kelestarian habitat binatang laut yang dilindungi ini, warga sekitar pantai serta anggota SAR akan mengembalikan penyu atau hewan laut yang terdampar ke laut.
"Untuk penyu yang sudah mati langsung dikuburkan," kata Marjono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.