Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Landak Protes, Minta Pemerintah Pusat Tak Hanya Fokus Vaksinasi Warga di Jawa

Kompas.com - 29/09/2021, 13:43 WIB
Hendra Cipta,
Khairina

Tim Redaksi

LANDAK, KOMPAS.comBupati Landak, Kalimantan Barat (Kalbar), Karolin Margret Natasa meminta pemerintah pusat mendistribusikan vaksin secara merata dan tidak selalu mendahulukan vaksinasi di Pulau Jawa.

Menurut dia, hal ini mengingat target pemerintah yang harus segera menurunkan angka level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia.

“Selain menurunkan jumlah kasus dengan melaksanakan PPKM, target kita selanjutnya meningkatkan program vaksinasi. Maka, kami harap pemerintah tidak hanya mendahulukan masyarakat di Pulau Jawa, tetapi sudah saatnya memperhatikan di luar Jawa dan vaksin harus diberikan secara berkeadilan,” kata Karolin melalui keterangan tertulisnya, Rabu (29/9/2021).

Baca juga: Data Aplikasi Tidak Sinkron, Pemkab Landak Kalbar Mengaku Tak Dapat Jatah Vaksin Covid-19

Karolin juga mengeluhkan sistem ranking vaksinasi yang digunakan pemerintah untuk menakar distribusi vaksin ke daerah.

Menurut Karolin, saat ini, data aplikasi dengan data riil di lapangan tidak sinkron. Akibatnya, capaian vaksinasi di Kabupaten Landak rendah.

“Kabupaten Landak tidak mendapatkan stok vaksin pada minggu ke 4 September ini yang dikarenakan capaian angka vaksinasi yang masih rendah yakni 12,42 persen dengan menduduki peringkat ke 13 dari 14 kabupaten/kota di Kalbar,” terang Karolin.

Karolin menerangkan, sistem ranking tidak adil karena sebenarnya vaksinnya yang tidak ada.

“Kami harap pemerintah provinsi bisa menjembatani berbagai miskomunikasi dan memperbaiki update data, sehingga proses vaksinasi bisa kita tingkatkan,” terang Karolin.

Baca juga: Peserta Seleksi CPNS di Landak Kalbar Bisa Tes Antigen Gratis, Ini Lokasinya

Diberitakan, Bupati Landak Karolin Margret Natasa mengaku, untuk pekan ke-4 bulan September ini tidak mendapatkan kuota vaksin Covid-19 karena data di aplikasi Pcare dan SMILE tak sinkorn dengan riil lapangan.

“Di aplikasi menyebutkan masih ada 11.000 vaksin di Kabupaten Landak yang masih belum digunakan, namun fakta di lapangan vaksin tersbut sudah habis digunakan,” kata Karolin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/9/2021).

Selain itu, di berdasarkan aplikasi, baru ada 400 pelajar yang sudah mendapat vaksinasi, tetapi faktanya sudah sebanyak 6.000 pelajar.

“Aplikasi Pcare dan aplikasi SMILE yang merupakan aplikasi untuk memonitor perkembangan vaksinasi tidak update,” ungkap Karolin.

Karolin menerangkan, pihaknya telah melakukan pengecekan dan saat ini tim dari provinsi juga sudah melakukan meninjau langsung gudang vaksin di Dinas Kesehatan Kabupaten Landak.

“Hal tersebut tidak benar, kami hanya menyimpan kurang lebih sekitar 500 dosis Moderna untuk vaksin kedua. Dengan tidak sinkron tersebut pada minggu ke-4 ini kami tidak mendapatkan jatah vaksin dari provinsi,” terang Karolin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Regional
3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Regional
Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com