Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita MC Perempuan Dilarang Tampil di Acara Gubernur Bali, Hanya Terdengar Suara, Naik ke Kursi untuk Melihat Undangan

Kompas.com - 14/09/2021, 10:40 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Seorang master of ceremony (MC) perempuan di Bali, Putu Dessy Fridyanthi mengaku beberapa kali dilarang tampil di acara yang dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster.

Dessy bercerita terakhir ia dilarang tampil secara fisik di depan Koster dalam acara sebuah kementrian pada Jumat (3/9/2021).

Menurutnya acara tersebut digelar pihak swasta yang mendukung program kementerian. Gubernur Bali hadir di acara tersebut hanya untuk mendampingi menteri.

Beberapa hari sebelum acara, Dessy melakukan gladi resik bersama protokol kementerian, guberur, dan panitia acara. Saat gladi resik tak ada informasi larangan MC perempuan untuk tampil di acara tersebut.

Baca juga: Menyoal Larangan MC Perempuan Tampil di Acara Gubernur Bali, Dianggap Diskriminasi hingga Koster Diminta Klarifikasi

"Yang menyelenggarakan swasta tapi mendukung salah satu program kementerian sehingga menteri hadir di sana untuk meresmikan dan Pak Gubernur hanya mendampingi saja," kata dia.

Namun satu jam sebelum acara, ia didatangi protokoler Gubernur dan diminta tak tampil di ruang utama.

Dessy diminta memandu acara di ruang terpisah.

Meski sempat terjadi perdebatan, Dessy memilih mengalah dan menuruti protokoler Gubernur Bali yang memintanya pindah ke ruang terpisah.

Baca juga: Gubernur Koster Diminta Segera Klarifikasi soal MC Perempuan Dilarang Tampil di Bali

Ia terpaksa naik ke kursi untuk memandu acara agar bisa melihat undangan yang hadir. Ia lakukan hal itu agar acara berjalan dengan baik hingga selesai.

Setelah acara selesai, ia mengunggah kekesalannya terkait larangan tampil tersebut status Instagram pribadinya @ecymcbali hingga akhirnya viral di media sosial.

Dessy kesal karena bukan pertama kali dilarang tampil dalam acara yang dihadiri Koster.

Menurtnya ia beberapa kali dilarang tampil saat cara yang diselenggarakan pihak negeri dan swasta yang dihadiri Koser. Saat acara hanya suara MC saja yang tampil dalam acara.

"Acara off air dulu di Kuta aku boleh nge-MC setelah Pak Gubernur meninggalkan ruangan," tutur dia.

Baca juga: Soal MC Perempuan Dilarang Tampil di Acara Gubernur Bali, Begini Tanggapan Ombudsman

Dalam unggahannya dia bercerita jika bukan rahasia jika para pekerja event perempuan seperti MC, penyanyi, dan penari batal tampil di acara yang dihadiri Gubernur Bali.

Pembatalan dilakukan secara mendadak seperti H-1 atau beberapa menit sebelum acara dimulai dengan alasan tak boleh ada pengisi acara perempuan di acara yang dihadiri Koster.

Dessy menilai pelarangan perempuan untuk tampil di acara yang dihadiri Gubernur Koster adalah bentuk diskriminasi pada perempuan.

Baca juga: Heboh soal Unggahan MC Perempuan Dilarang Tampil di Bali, Ini Kata Wagub Cok Ace

Ia menyebut kebijakan tersebut juga menghalang-halangi warga yang sedang mencari nafkah. Apalagi saat pandemi, tak banyak kegiatan yang digelar.

Karena itu, Dessy berharap agar Gubernur Bali atau Pemerintah Provinsi Bali memberikan kejelasan terkait kebijakan tersebut.

"Harus bisa menyampaikan klarifikasi terkait kebijakan yang konyol itu karena bukan aku saja yang merasakan tersebut dan saya harap tidak ada diskriminasi terhadap gender dalam pekerja even, kami perempuan memiliki skill dalam profesi," ujar dia.

Baca juga: Viral, Cerita MC Perempuan di Bali Dilarang Tampil di Acara Gubernur Koster, Ada Apa?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkab Rembang Buka Lowongan 3.011 Formasi ASN Tahun 2024

Pemkab Rembang Buka Lowongan 3.011 Formasi ASN Tahun 2024

Regional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic' di Kabinet, Gibran: Saya Tak Tahu Siapa

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic" di Kabinet, Gibran: Saya Tak Tahu Siapa

Regional
Saat Penjual Siomay di Semarang Curi 675 Celana Dalam...

Saat Penjual Siomay di Semarang Curi 675 Celana Dalam...

Regional
Eks Pejabat BUMD Cilegon Jadi Tersangka Korupsi Jalan Pelabuhan Rp 7 Miliar

Eks Pejabat BUMD Cilegon Jadi Tersangka Korupsi Jalan Pelabuhan Rp 7 Miliar

Regional
Jembatan Gantung Ngembik Magelang Dibongkar Lusa, Warga Bisa Lewat Jalur Alternatif Ini

Jembatan Gantung Ngembik Magelang Dibongkar Lusa, Warga Bisa Lewat Jalur Alternatif Ini

Regional
Anggota Geng Motor Pembacok Pelajar SMA Terancam 15 Tahun Penjara

Anggota Geng Motor Pembacok Pelajar SMA Terancam 15 Tahun Penjara

Regional
Rawan Terdampak Longsor, Warga Wolotopo Timur Ende Akan Direlokasi

Rawan Terdampak Longsor, Warga Wolotopo Timur Ende Akan Direlokasi

Regional
Soal 'Presidential Club', Gibran: Untuk Menyatukan Mantan Pemimpin

Soal "Presidential Club", Gibran: Untuk Menyatukan Mantan Pemimpin

Regional
Niatnya Berkonsultasi dengan Megawati Dinilai Tak Tepat, Gibran Buka Suara

Niatnya Berkonsultasi dengan Megawati Dinilai Tak Tepat, Gibran Buka Suara

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Awal Mula Perkenalan Suami di Cianjur Nikahi Istri yang Ternyata Laki-laki

Awal Mula Perkenalan Suami di Cianjur Nikahi Istri yang Ternyata Laki-laki

Regional
Kesal Kakinya Terinjak, Pemuda di Mamuju Tikam Seorang Pria

Kesal Kakinya Terinjak, Pemuda di Mamuju Tikam Seorang Pria

Regional
Bertemu Pj Gubernur Jateng, Bupati Arief Minta Ruas Jalan Provinsi di Blora Diperbaiki

Bertemu Pj Gubernur Jateng, Bupati Arief Minta Ruas Jalan Provinsi di Blora Diperbaiki

Regional
Pengerjaan 14 Proyek Perbaikan Jalan di Kebumen Dikebut, Mana Saja?

Pengerjaan 14 Proyek Perbaikan Jalan di Kebumen Dikebut, Mana Saja?

Regional
Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com