NUNUKAN, KOMPAS.com – Kasus kematian akibat covid-19 di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, terjadi cukup masif sejak ditemukannya varian Delta pada 17 Juli 2021 di Pulau Sebatik.
Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Nunukan mencatat angka kumulatif kasus kematian sebanyak 111 kasus, sekitar 54 kasus kematian terjadi pada Agustus 2021.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Nunukan Aris Suyono mengatakan, proporsi kasus kematian di wilayah perbatasan RI – Malaysia ini terbilang masih rendah jika dibanding dengan jumlah tingkat provinsi dan nasional.
"Angka kematian secara kumulatif hanya 111 kasus. Kalau kita proporsikan, fatality (rate) kita cuma 2 persen, kalau per 1.000 penduduk hanya 5 per 1000. Ini lebih rendah dari provinsi Kaltara yang mencatat 2,16 persen dan nasional di atas 3 persen," kata Aris saat dihubungi, Jumat (27/8/2021).
Baca juga: Gelagat Tak Biasa Aparat Malaysia Setelah Pos Pantau di Perairan Nunukan Rampung
Peningkatan kasus kematian terjadi akibat varian delta yang dikatakan memiliki kriteria dua sisi, yaitu prevalensi penularan dan kegawat daruratan yang lebih tinggi.
Untuk kasus kematian di Nunukan, didominasi Lanjut Usia (Lansia).
Satgas mencatat, terjadi 41 kasus kematian Lansia dari total 111 kasus yang ada.
Selain itu, adanya komorbid juga menjadi sebab lain. Tercatat 61,8 persen kematian akibat komorbid dan 38 persen sisanya nonkomorbid.
"Satgas di daerah banyak menemukan kasus pasien menolak dirujuk. Padahal kondisi mereka masuk kategori sedang bahkan berat. Akhirnya mereka meninggal dalam kondisi Isolasi Mandiri. Merujuk data, sekitar 16 persen meninggal Isman dan 83 persen meninggal di Fasilitas Kesehatan," jelasnya.
Baca juga: Dapat Honor Rp 70 Juta dari Kematian Pasien Covid-19, Bupati Diminta Cabut Regulasinya
Kasus Covid-19 mulai turun
Aris menambahkan, dalam dua pekan terakhir, Kabupaten Nunukan mencatat penurunan kasus konfirmasi cukup drastis.
Penurunan terjadi mulai pekan ke-31 2021. Angka penurunan tercatat sekitar 635 kasus atau 8 persen dibanding pekan ke-30 yang berada di angka 686 kasus.
Berlanjut di pekan ke 32, penurunan terjadi sebanyak 635 kasus atau 9 persen.
Pada pekan ke-33 terjadi penurunan cukup signifikan, sebanyak 417 kasus atau 39 persen dibandingkan pekan sebelumnya.
"Kemungkinan kasus akan terus turun cukup signifikan. Penambahan kasus di Minggu ke-34 hanya 150 kasus, kami yakin tren penurunan terus terjadi," kata Aris.