KOMPAS.com - Data penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) dari pemerintah pusat sebesar Rp 600.000 untuk bulan Mei-Juni yang diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (PKM) di Kabupaten Bantul diduga banyak yang salah sasaran.
Di Kalurahan Seloharjo, Kapanewon Pundong misalnya, sejumlah anak yang masih pelajar hingga kuliah, bahkan keluarga mampu terdaftar sebagai penerima bantuan.
"Saya kaget, bantuan sosial tunai dari Pemerintah Pusat kok banyak anak-anak yang dapat. Sedangkan warga miskin yang membutuhkan justru ada yang tidak dapat bantuan," kata Lurah Seloharjo, Pundong, Mahardi Badrun, Sabtu (31/7/2021) dikutip dari TribunJogja.com.
Baca juga: Istri yang Siram Suaminya dengan Minyak Panas Ditangkap Polisi
Kata Badrun, ia mengetahui BLT itu diduga tidak tepat sasaran saat pihak kelurahan membagikan surat undangan untuk pencairan BLT di kantor pos.
Saat membagikan penerima undangan itu, sebagian masih anak-anak, ada yang masih pelajar SMP, SMA, mahasiswa. Bahkan, ada dari keluarga yang mampu.
"Data KPM (keluarga penerima manfaat) BLT diberikan oleh pendamping dan kita (Kelurahan) hanya membagikan kepada KPM BLT. Nah, ternyata banyak yang salah sasaran, data yang tidak valid tidak boleh diubah. Semua itu kan bisa memicu gesekan sosial di masyarakat," ujar Badrun yang juga Sekretaris Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Bantul, saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, Sabtu.
Baca juga: Lurah Ini Tak Terima Anaknya Dapat BLT, Bantuan Diserahkan ke Warga yang Membutuhkan