Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 7 Bulan, Korban Longsor Sumedang Belum Terima Kepastian Relokasi

Kompas.com - 26/07/2021, 18:35 WIB
Aam Aminullah,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Selama 7 bulan pasca-bencana longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, korban dan warga terdampak belum direlokasi.

Longsor yang terjadi di Dusun Bojong Kondang pada 9 Januari 2021 tersebut menewaskan 40 warga.

Selain itu, ratusan warga yang berada di zona merah lokasi longsor juga terpaksa mengungsi.

Korban dan warga terdampak longsor meminta pemerintah memberikan kepastian soal tempat relokasi yang sebelumnya dijanjikan kepada warga.

Baca juga: Terbukti di Jabar, Daerah yang Tinggi Vaksinasi, Angka Kematiannya Rendah

Salah seorang korban longsor, Bangkit Pasaribu mengatakan, dalam peristiwa longsor tersebut ia kehilangan istri dan tiga orang anaknya. Rumahnya pun rata dengan tanah.

Pasca-longsor hingga saat ini, Bangkit dan seorang anaknya masih tinggal di rumah susun (Rusun) di wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung, yang menjadi rumah sementara korban longsor Desa Cihanjuang.

"Istri dan tiga anak saya meninggal tertimbun longsor. Saya dan satu orang anak saya yang selamat sejak longsor itu tinggal di sini," ujar Bangkit kepada Kompas.com di Rusun milik Pemprov Jabar di wilayah Rancaekek, Bandung, Senin (26/7/2021).

Bangkit menuturkan, selama 6 bulan terakhir, pemerintah memang mebayarkan sewa rusun tersebut.

Selain itu, ia juga menerima bantuan berupa beras untuk kebutuhan selama di rusun.

Namun, menurut Bangkit, sampai saat ini ia belum menerima kepastian dari pemerintah dan tidak tahu sampai kapan harus tinggal di rusun.

"Tinggal di sini memang tenang. Tapi kami tetap harap-harap cemas, karena sampai saat ini belum ada kepastian dari pemerintah. Kami ini mau direlokasi ke mana. Apakah kami mau dibangunkan rumah, atau pemerintah memberikan uangnya untuk kami membangun rumah sendiri," tutur Bangit.

Baca juga: Polisi Selidiki Unsur Pidana Izin 2 Perumahan di Lokasi Longsor Sumedang

Bangkit mengatakan, korban longsor lainnya juga merasakan hal yang sama.

"Yang tinggal di rusun ini awalnya ada 13 KK, sekarang tinggal 10 KK, karena sebagian sudah pindah. Yang lain, kebanyakan ngontrak di tempat lain," kata Bangkit.

Hal senada disampaikan Karyanto, warga Perum SBG yang terdampak longsor.

"Dulu itu di perumahan kami ada 65 KK terdampak longsor di Perum SBG. Tapi kemudian hanya 15 KK yang katanya akan direlokasi. Namun, sampai sekarang belum ada kepastian kapan dan ke mana kami mau direlokasi," ujar Karyanto.

Karyanto menuturkan, ia bersama istri dan anaknya masih tinggal di rusun, karena pemerintah belum mengizinkan untuk kembali menempati rumah di Perum SBG.

"Saya tidak berani kembali ke rumah, karena belum ada kepastian juga dari pemerintah terkait aman tidaknya rumah saya di lokasi itu. Kalau memang aman, saya mau kembali. Kalau tidak aman dan harus direlokasi, kami berharap ada kepastian dari pemerintah," tutur Karyanto.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com