KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku sedih soal kebijakan Pemkot Surabaya melakukan penyekatan di Jembatan Suramadu disebut diskriminatif.
Eri merasa sedih jika muncul opini diskriminasi terhadap warga Madura.
Sebab, Eri memiliki keluarga di Madura, dan sesepuhnya dari Madura.
"Kalau njenengan tanya saya, saudara saya masih di Bangkalan semuanya, orangtua saya, kakek saya, juga dari Bangkalan. Kalau njenengan ada yang tanya, ini yang bikin saya sedih waktu ada yang bilang diskriminasi," kata Eri, saat menemui massa aksi, Senin (21/6/2021).
Baca juga: Usai Temui Demonstran yang Tolak Penyekatan, Ini Kata Wali Kota Surabaya
Koalisi Masyarakat Madura Bersatu sebelumnya melakukan demonstrasi ke Balai Kota Surabaya, Jawa Timur.
Demo bertajuk 'demonstrasi akbar Madura melawan' ini menyuarakan tiga tuntutan.
Pertama hentikan penyekatan yang diskriminatif, lakukan saja swab antigen di tempat hiburan dan tempat kerumunan lainnya di Surabaya, dan meminta Wali Kota Surabaya harus minta maaf kepada warga Madura.
Akhirnya massa aksi membubarkan diri setelah melakukan perdebatan panjang dengan Eri.