Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaster Keluarga Capai 80 Persen, Wali Kota Semarang Minta Warga Bergejala Langsung Diswab

Kompas.com - 15/06/2021, 17:54 WIB
Riska Farasonalia,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) menyebut hingga kini klaster keluarga sudah mencapai hampir 80 persen.

Menurutnya, klaster keluarga ini biasanya berasal dari klaster perkantoran yang juga cukup banyak di Kota Semarang.

"Klaster keluarga hampir 80 persen. Mereka dari klaster tempat kerja, perbankan memang cukup banyak. Mereka pulang ke rumah menularkan ke anggota keluarga lain jadilah klaster keluarga," jelas Hendi di Balai Kota Semarang, Selasa (15/6/2021).

Baca juga: Kasus Covid-19 Semarang Melonjak 300 Persen, Walkot Hendi Perketat PPKM

Hendi mengatakan, klaster keluarga harus ditangani dengan cepat supaya tidak menyebar ke anggota keluarga yang lain.

Untuk itu, warga diminta untuk memiliki kesadaran mendeteksi dini terhadap gejala Covid-19 dengan langsung melakukan swab.

"Harus cepat penanganannya. Masyarakat tidak perlu takut atau galau. Kalau merasa agak meriang, ada tanda-tanda Covid-19 langsung diswab saja," ucapnya.

Hendi meminta warganya untuk tidak khawatir atau merasa takut apabila hasilnya terkonfirmasi Covid-19.

Sebab, penanganan yang cepat, penting untuk dilakukan sehingga dapat menekan terjadinya penularan.

"Jangan malu nanti Covid-19 dikucilkan. Justru itu sumbangsih panjenengan (Anda) agar segera tahu lebih dini. Langsung dikarantina dan tidak menulari keluarga," tegasnya.

Baca juga: 1.059 Kasus Baru Covid-19 di Kabupaten Semarang dalam 2 Pekan, Tempat Isolasi Hampir Penuh

Selain itu, untuk menekan penyebaran klaster keluarga, pihaknya juga telah menerapkan work from home (WFH) di lingkungan Pemerintah Kota Semarang.

"Saya buat WFH sudah sampai 30 persen. Sehari masuk sehari di rumah. Bagian mengurangi sebaran Covid-19 agar tidak ada klaster-klaster baru. Tracing di perkantoran juga terus dilakukan," ucapnya.

Hendi menegaskan, situasi pandemi yang merebak sejak hampir 1,5 tahun lalu ini diharapkan bisa jadi pembelajaran untuk mengubah kebiasaan baru dalam aktivitas sehari-hari.

"Ini pembelajaran kita dengan pengalaman hampir 1.5 tahun (pandemi) bisa bersikap tetutama new normal menerapkan prokes, mendeteksi sejak awal, kalau badan tidak fit langsung swab agar penanganan lebih cepat," tuturnya.

Dia meminta warganya untuk lebih disiplin menerapkan prokes dengan ketat untuk mencegah penularan Covid-19.

Sebab, diakuinya tingkat kedisiplinan masyarakat cenderung menurun karena masyarakat tidak mengindahkan peraturan.

"Survei mingguan kecenderungan menurun dari 78 persen di minggu-minggu ini jadi 74 persen. Artinya pemakaian masker, kerumunan mulai diabaikan masyarakat," katanya.

"Maka kuncinya saling menjaga diri, keluarga dan lingkungannya. Kita sikapi lebih waspada dan berhati-hati karena persebaran Covid-19 sudah semakim cepat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kades di Flores Timur Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta

Kades di Flores Timur Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta

Regional
Terima Opini WTP dari BPK, Mas Dhito: Komitmen Pemkab Kediri Laksanakan Tata Keuangan Daerah

Terima Opini WTP dari BPK, Mas Dhito: Komitmen Pemkab Kediri Laksanakan Tata Keuangan Daerah

Regional
Korupsi Pembangunan Hotel Rp 22,6 Miliar, Eks Bupati Kuansing Ditahan

Korupsi Pembangunan Hotel Rp 22,6 Miliar, Eks Bupati Kuansing Ditahan

Regional
Kronologi Siswa SMP Bunuh Bocah 7 Tahun di Sukabumi, Korban Disodomi Dua Kali oleh Pelaku

Kronologi Siswa SMP Bunuh Bocah 7 Tahun di Sukabumi, Korban Disodomi Dua Kali oleh Pelaku

Regional
Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Regional
Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu 'Bres'

Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu "Bres"

Regional
Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Regional
Penimbun Solar Subsidi Ditangkap Saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Penimbun Solar Subsidi Ditangkap Saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Regional
Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Regional
Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Regional
Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan 'Contraflow'

Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan "Contraflow"

Regional
Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Regional
Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Regional
Video Viral Pendaki Nyalakan 'Flare' di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Video Viral Pendaki Nyalakan "Flare" di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Regional
Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com