SURABAYA, KOMPAS.com - Pemeriksaan tes cepat antigen di pos penyekatan Jembatan Suramadu sisi Surabaya memunculkan beragam cerita unik dan menarik.
Salah satunya yang dialami Camat Sawahan, Surabaya, M Yunus, yang mendapat jadwal piket berjaga di pos penyekatan Suramadu pada Selasa (8/6/2021).
Di sana, Yunus menceritakan sempat membujuk seorang nenek asal Bangkalan yang menolak menjalani tes antigen.
"Jadi hari Selasa kemarin ada nenek datang dari Madura. Dia tinggal di Malang dan ke Madura katanya melayat. Nah pas akan tes antigen itu, neneknya ketakutan, betul-betul berontak," kata Yunus kepada Kompas.com, Rabu (9/6/2021).
Beberapa kali dibujuk petugas, kata Yunus, nenek tersebut tetap menggelengkan kepala.
"Jadi nenek ini terus berontak, pokoknya tidak mau, dia takut swab. Nah, petugas kan juga khawatir kesogrok hidung neneknya kalau dipaksa begitu," ujar Yunus.
Saat itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melihat nenek tersebut menolak dites. Eri pun meminta Yunus turun tangan membujuk nenek tersebut.
Baca juga: Begini Cerita Awal Mula Lonjakan Kasus Covid-19 di Bangkalan...
"Akhirnya waktu itu, Pak Wali menyampaikan. Pak Camat, itu urusanmu. Akhirnya saya mendekat, saya coba mengobrol pakai bahasa Madura," kata Yunus.
Ia pun menghampiri si nenek itu. Sejurus kemudian, Yunus melakukan pendekatan dengan berkomunikasi menggunakan bahasa Madura.
Sebab, si nenek ini betul-betul menolak dan sempat ketakutan saat akan tes antigen.
Ia akhirnya mencoba memberi pengertian dan menyampaikan kepada sang nenek bahwa tes kesehatan ini untuk keselamatan dirinya.
Ia mengumpamakan si nenek ini sebagai keluarga. Si nenek diberi pengertian, nasihat dengan nada yang halus dan pelan.
"Jadi nenek ini saya anggap keluarga, saya lakukan pendekatan itu biar nenek ini bersedia diswab. Saya bilang tidak apa-apa, tidak sakit. Kalau takut, pejamkan mata. Tarik nafas dalam-dalam. Pegang tangan saya. Bismillah tidak apa-apa," kata Yunus.