Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Camat Yunus, Bujuk Nenek Asal Madura yang Takut Tes Antigen di Pos Penyekatan Suramadu

Kompas.com - 09/06/2021, 18:28 WIB
Ghinan Salman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemeriksaan tes cepat antigen di pos penyekatan Jembatan Suramadu sisi Surabaya memunculkan beragam cerita unik dan menarik.

Salah satunya yang dialami Camat Sawahan, Surabaya, M Yunus, yang mendapat jadwal piket berjaga di pos penyekatan Suramadu pada Selasa (8/6/2021).

Di sana, Yunus menceritakan sempat membujuk seorang nenek asal Bangkalan yang menolak menjalani tes antigen.

"Jadi hari Selasa kemarin ada nenek datang dari Madura. Dia tinggal di Malang dan ke Madura katanya melayat. Nah pas akan tes antigen itu, neneknya ketakutan, betul-betul berontak," kata Yunus kepada Kompas.com, Rabu (9/6/2021).

Beberapa kali dibujuk petugas, kata Yunus, nenek tersebut tetap menggelengkan kepala.

"Jadi nenek ini terus berontak, pokoknya tidak mau, dia takut swab. Nah, petugas kan juga khawatir kesogrok hidung neneknya kalau dipaksa begitu," ujar Yunus.

Saat itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melihat nenek tersebut menolak dites. Eri pun meminta Yunus turun tangan membujuk nenek tersebut.

Baca juga: Begini Cerita Awal Mula Lonjakan Kasus Covid-19 di Bangkalan...

"Akhirnya waktu itu, Pak Wali menyampaikan. Pak Camat, itu urusanmu. Akhirnya saya mendekat, saya coba mengobrol pakai bahasa Madura," kata Yunus.

Ia pun menghampiri si nenek itu. Sejurus kemudian, Yunus melakukan pendekatan dengan berkomunikasi menggunakan bahasa Madura.

Sebab, si nenek ini betul-betul menolak dan sempat ketakutan saat akan tes antigen.

Ia akhirnya mencoba memberi pengertian dan menyampaikan kepada sang nenek bahwa tes kesehatan ini untuk keselamatan dirinya.

Ia mengumpamakan si nenek ini sebagai keluarga. Si nenek diberi pengertian, nasihat dengan nada yang halus dan pelan.

"Jadi nenek ini saya anggap keluarga, saya lakukan pendekatan itu biar nenek ini bersedia diswab. Saya bilang tidak apa-apa, tidak sakit. Kalau takut, pejamkan mata. Tarik nafas dalam-dalam. Pegang tangan saya. Bismillah tidak apa-apa," kata Yunus.

 

Dengan pendekatan itu, sang nenek akhirnya luluh dan bersedia tes antigen.

"Pertama masih berontak, lalu saya kasih tahu. Jangan banyak gerak biar nanti alat swab-nya tidak menusuk ke mana-mana. Kalau kena tusuk lebih sakit. Lihat saya, kalau takut lihat saya. Terus saya ulang-ulang dengan bahasa seperti itu. Akhirnya, alhamdulillah bisa selesai di-swab. Itu yang saya lakukan," ujar Yunus.

Camat M Yunus bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memimpin penyekatan dan tes antigen di pos penyekatan Jembatan Suramadu sisi Surabaya, Rabu (9/6/2021).KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Camat M Yunus bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memimpin penyekatan dan tes antigen di pos penyekatan Jembatan Suramadu sisi Surabaya, Rabu (9/6/2021).

Di pos penyekatan Jembatan Suramadu, Yunus juga cukup aktif berinteraksi dengan masyarakat yang melintas di kawasan tersebut.

Semua warga asal Madura yang masuk ke Surabaya diberi pengertian agar ikhtiar yang dilakukan pemerintah untuk menjaga keselamatan bersama bisa diikuti seluruh elemen masyarakat.

"Setiap ada yang melintas, saya tanya. Mau ke mana pak. Kemudian saya sampaikan permintaan maaf kalau perjalanannya agak terganggu karena ada penyekatan. Saya sampaikan begitu," kata Yunus.

Baca juga: Detik-detik Aparat Keamanan Pukul Mundur KKB Setelah 2 Jam Kontak Senjata di Distrik Ilaga, Puncak

"Lalu saya ajak untuk bersama-sama ikhtiar ikut membantu mengatasi penyebaran Covid-19 dengan bersedia di-swab. Saya juga memberikan dukungan ke masyarakat agar kasus Covid-19 di Bangkalan bisa cepat tertangani dengan baik," imbuh Yunus.

Yunus mengaku lahir dan besar di Bangkalan, Madura. Hal itu membuatnya fasih berbahasa Madura.

Ia juga ingin kasus Covid-19 di Bangkalan tertangani dengan baik. Bagaimanapun, kata Yunus, ia merupakan warga Madura dan memiliki orangtua yang tinggal di Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan.

"Bangkalan itu tanah kelahiran saya, Surabaya tempat saya mencari rezeki. Bapak Ibu saya ini tinggal di Bangkalan. Keduanya ini kan sama-sama penting bagi saya," kata Yunus.

"Jadi yang saya upayakan, yang saya inginkan, Covid-19  Bangkalan bisa selesai, di Surabaya bisa terjaga, masyarakat bisa paham kalau ini semata-mata ikhtiar pemerintah dalam melindungi masyarakat. Jadi saya mohon jangan ada pikiran macam-macam, karena bagi saya ikhtiar itu wajib," imbuh Yunus.

 

Diminta stand by di pos penyekatan

Kini, Wali Kota Eri Cahyadi meminta Yunus selalu stand by di pos penyekatan Suramadu. Alasannya, Yunus dinilai bisa memberikan pemahaman dan pengertian kepada masyarakat menggunakan bahasa Madura.

"Tadinya kan jadwalnya bergilir untuk camat tugas di sini (pos penyekatan Suramadu). Nah pas Pak Wali tahu saya fasih Bahasa Madura, akhirnya saya stand by di sini untuk memberi pengertian secara persuasif kepada warga yang menolak tes antigen," ujar dia.

Ia pun mengimbau masyarakat, terutama yang berasal dari Madura agar menahan diri untuk tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan mendesak.

"Kalau yang di Bangkalan, imbauan saya ayo patuhi, ngereng atoro' protokol kesehatan. Tak usa keluar ddheri compok manabih tak parloh. (Mari patuhi protokol kesehatan, tidak perlu keluar dari rumah kalau tidak perlu)," kata Yunus.

Baca juga: 90 Calon Siswa SMP Penghafal Kitab Suci di Surabaya Dites, yang Lulus Dapat SK dari Kemenag

Di samping itu, bagi warga asal Madura yang harus pulang pergi karena bekerja di Surabaya, ia meminta agar mereka mengikuti kebijakan Pemkot Surabaya untuk melakukan tes antigen terlebih dulu.

"Dhek tan taretan se nyareh engon e Sorbejeh (kepada saudara yang cari nafkah di Surabaya), ngereng (mari) ikuti apa yang dilakukan pemerintah ini, terkait swab. Karena ini semata-mata ikhtiar untuk melindungi masyarakat, baik Bangkalan maupun Surabaya," kata Yunus.

Ia berharap, pandemi Covid-19 cepat berlalu dan masyarakat bisa segera beraktivitas seperti sedia kala.

"Mudah-mudahan, dengan barokah Syaichona Kholil Bangkalan dan Sunan Ampel, Covid-19 ini bisa cepat tertangani dan masyarakat bisa beraktivitas lagi, tapi tetap patuh pada protokol kesehatan," tutur Yunus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com