Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pelukis Nasirun Koleksi Tanaman dan Debu Erupsi Gunung Berapi, Alam Jadi Inspirasi Karyanya

Kompas.com - 08/06/2021, 17:18 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Nasirun seorang pelukis tersohor sedang berada di depan rumah memegang sebuah sapu dan menyapu garasi miliknya, Jumat (4/6/2021) pagi.

Rambut gondrongnya ia ikat, kain batik berwarna biru gelap melilit di pinggangnya.

Rumah Nasirun terletak di pinggir Kabupaten Bantul, tepatnya di Jalan Wates Kilometer 3, Kasihan Bantul. Tak jauh dari pusat kota Yogyakarta. Rumah yang berada di tengah-tengah perumahan itu nampak berbeda dengan rumah lainnya. 

Baca juga: Semangat Pelukis Difabel Puji Lestari dalam Menggapai Mimpi

Dari segi arsitektur sudah menunjukkan bahwa empunya memiliki jiwa seni. Yang membedakan lagi, rumah Nasirun nampak begitu rindang dengan pohon-pohon tinggi yang mengelilingi rumah.

Pria kelahiran tahun 1965 itu masih sempat menyapu rumah yang cukup luas itu di sela-sela kegiatannya melukis.

Saat memasuki rumahnya, lukisan-lukisan dari ukuran kecil hingga besar terpampang di dinding dan sudut-sudut rumahnya. Menginjak ke belakang rumah terdapat taman yang luas, tak hanya taman di halaman belakang ini juga terdapat studio miliknya.

Tak hanya dikenal sebagai seniman lukis, ia juga dikenal sebagai seorang yang cinta tanaman. Kecintaan tanamannya ia tuangkan di rumahnya, koleksi-koleksi tanamannya tak hanya dari Indonesia saja tetapi juga dari luar negeri seperti dari Amazon Brazil.

Tanaman apa saja ia tanam di belakang rumahnya, ditata sedemikian rupa sehingga tetap menimbulkan kesan rapi, teratur, dan juga luas tidak hanya asal tanam saja. Di belakang rumahnya inilah tanaman dari ukuran sentimeter hingga hitungan meter tumbuh.

Tidak hanya tanaman yang membuat kesan rindang nan sejuk, gemercik air kolam dengan puluhan ekor ikan koi menambah kesan syahdu. Serta suara kokok ayam lantang terdengar di hutan mini milik Nasirun ini.

Berbeda dengan orang pada umumnya yang baru mulai menyukai tanaman sejak pandemi Covid-19. Ia menyukai tanaman sejak dulu. 

"Saya memang sudah cinta tanaman sejak dulu. Saat keluar negeri seperti di Belanda terdapat hutan tetapi di sana itu hutannya homogen cuma satu jenis yaitu cemara. Bayangkan di Indonesia berbagai macam pohon hidup ini dahsyat sekali," ujarnya.

Menurutnya tanaman memiliki pengorbanan yang heroik bagi manusia sehingga tanaman perlu dirawat untuk keberlangsungan hidup manusia ke depannya.

"Tanaman pengorbanannya sangat luar biasa. Tanaman berbuah dimanfaatkan manusia, lalu saat siang hari tanaman menghisap racun yakni CO2 lalu mengeluarkan oksigen bagi manusia. Dahsyat," ujarnya sambil tertawa.

Baca juga: Mengenal Daun Sang, Tanaman Unik yang Ditemukan di Pedalaman Sumatera oleh Profesor Asal Belanda

Pria humoris ini kembali menceritakan kecintaannya tanamannya, tak sedikit karya-karya lukisnya yang lahir dari guratan tangannya terinspirasi dari tanaman dan alam semesta.

"Saya ada lukisan berjudul Kidung Rumokso Ing Wengi, Merawat Jagat, lalu yang akan saya pamerkan Bidadari Hilang Tawanya," imbuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Regional
Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Regional
Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pegi Terduga Pembunuh Vina Cirebon Ditangkap | Akhir Kasus Norma Risma

[POPULER NUSANTARA] Pegi Terduga Pembunuh Vina Cirebon Ditangkap | Akhir Kasus Norma Risma

Regional
8 Alat Musik Tradisional Sumatera Barat dan Cara Memainkannya

8 Alat Musik Tradisional Sumatera Barat dan Cara Memainkannya

Regional
Trauma, Gadis Pemohon KTP Korban Pelecehan Seksual di Nunukan Menangis Saat Diperiksa

Trauma, Gadis Pemohon KTP Korban Pelecehan Seksual di Nunukan Menangis Saat Diperiksa

Regional
PKB-Gerindra Jajaki Koalisi untuk Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Cinta Lama Bersemi Kembali

PKB-Gerindra Jajaki Koalisi untuk Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Cinta Lama Bersemi Kembali

Regional
Sempat Jadi Bupati Karanganyar Selama 26 Hari, Rober Christanto Maju Lagi di Pilkada

Sempat Jadi Bupati Karanganyar Selama 26 Hari, Rober Christanto Maju Lagi di Pilkada

Regional
Antisipasi Banjir, Mbak Ita Instruksikan Pembersihan dan Pembongkaran PJM Tanpa Izin di Wolter Monginsidi

Antisipasi Banjir, Mbak Ita Instruksikan Pembersihan dan Pembongkaran PJM Tanpa Izin di Wolter Monginsidi

Regional
Soal Wacana DPA Dihidupkan Kembali, Mahfud MD Sebut Berlebihan

Soal Wacana DPA Dihidupkan Kembali, Mahfud MD Sebut Berlebihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com