Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Daun Sang, Tanaman Unik yang Ditemukan di Pedalaman Sumatera oleh Profesor Asal Belanda

Kompas.com - 22/05/2021, 13:03 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Daun sang adalah jenis flora dengan daun raksasa yang ditemukan di Sumatera Utara dengan lebar daun tanaman ini mencapai 6 meter.

Daun sang dikenal dengan nama daun payung atau sang gajah. Di Sumatera Utara dikenal dengan nama sang minyak dan di Riau dikenal dengan nama daun salo.

Tak hanya di Sumatera. Daun sang juga ditemukan di Thailand, Malaysia, dan Kalimantan bagian barat.

Di Malaysia dikenal dengan nama sal, di Thailand dinamai bang soon, dan di Inggris disebut joey palm, diamond joey palm, atau umbrella leaf palm.

Baca juga: Bahasa Asli di Asia Rawan Punah, Butuh Dukungan Pemerintah

Ditemukan di pedalaman Sumatera di awal abad ke-19

Dikutip dari Indonesia.go.id, daun sang pertama kali ditemukan di pedalaman Sumatra pada awal abad ke-19 oleh seorang profesor botani asal Belanda bernama Teijsman atau Elias Teymann Johannes.

Sesuai nama penemunya, daun sang kemudian diberi nama latin Johannestijsmania altifrons.

Uniknya adalah daun sang memiliki sisi yang berduri. Bentuknya pun melebar di tengah serta meruncing di bagian pangkal dan ujung.

Baca juga: Anjang-anjangan, Budaya Lebaran Tanah Sunda yang Hampir Punah

Akibat ukuran daunnya yang di atas normal itu, masyarakat dahulu kerap memanfaatkan daun sang sebagai atap rumah ataupun atap gubuk di ladang.

Bila dilihat sekilas, daun sang seolah hanya terdiri dari daun tanpa penopang batang. Ini karena ukuran batangnya yang pendek sering tersembunyi dalam tanah, sehingga hanya daunnya saja yang tampak menyembul ke permukaan.

Tampilannya pun cukup memikat dengan warna hijau berkilat mirip-mirip daun kelapa, dan keseluruhan tanaman serupa berlian.

Baca juga: Satwa yang Muncul Kembali Setelah Sekian Lama Dianggap Punah

Permukaan daunnya bergurat dan tepiannya bergerigi. Tak heran tanaman ini juga dijadikan sebagai tanaman hias oleh beberapa pencinta tanaman hias.

Tanaman endemik ini hanya dapat ditemukan di kawasan Aras, sebuah wilayah di Kabupaten Langkat, Sumut, yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.

Daun sang bisa ditemukan di ketinggian 85-175 meter di atas permukaan laut, dan terdapat di lereng bukit dengan kemiringan 45 derajat, hingga lereng curam dengan kemiringan lebih dari 60 derajat.

Baca juga: Fakta Video Viral Warga Siksa Simpai Sumatera, Terancam Punah, BKSDA Turun Tangan

Sifat uniknya yang tidak tahan panas juga membuat tanaman ini hanya tumbuh di tempat-tempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung.

Karena itu secara umum tanaman ini ditemukan di bawah naungan pohon lain. Biasanya pohon-pohon rindang, dengan berkelompok membentuk rumpun.

Sekarang daun sang masuk tanaman yang dilindungi dan hanya dapat ditemukan di dua tempat, yaitu di Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNTB) berada di Povinsi Riau dan Jambi, serta Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com