BANDUNG, KOMPAS.com – Haruna Rosyid (69 tahun) berdiri mematung. Pria yang mengenakan pakaian coklat itu kemudian dihampiri saudaranya, Aman Supriadi.
Sambil berdiri, mereka terlibat pembicaraan yang cukup seru tentang Ramadhan. Hingga 10 menit kemudian, suara rolling door mengganggu percakapan mereka.
Wajah kedua lansia tersebut langsung tersenyum. Mereka lalu berbaris di depan rolling door bersama seratusan warga lainnya.
Rolling door tersebut merupakan pintu Rumah Makan Gratis Uki Kautsar (RMGUK) yang berada di Jalan Raya Jatinangor, perbatasan Kabupaten Bandung-Sumedang.
Baca juga: Cerita Wagub Lampung Bantu Promo Dagangan Lebaran UMKM Gratis di Instagram
Setiap Senin-Sabtu pukul 17.00 WIB, rolling door tersebut dibuka dan membagikan takjil serta makanan gratis bagi siapapun.
Tidak melihat gender, strata sosial, ataupun usia. Siapapun yang datang kesana akan diberikan makanan dan takjil gratis.
Setelah membagikan makanan kepada warga yang mengantre, relawan RMGUK akan membagikan makanan ke pengendara atau penumpang yang lewat di ruko dua lantai tersebut.
“Kami menyediakan paket iftar buka puasa 750-800 porsi per hari,” ujar Pembina RMGUK, Imam Syuhada kepada Kompas.com, Rabu (5/5/2021).
Pembagian makanan tersebut bukan hanya di Jatinangor, tapi juga Cileunyi, Cibiru, hingga Bandung Selatan.
Yang dibagikan berupa takjil yang berisi minuman dan makanan ringan. Serta makanan berat berupa nasi, daging, sayur, buah, dan kerupuk yang dikemas dalam box.
Baca juga: Kisah Yuni Jual Soto Rp 1.000 Per Porsi di Sragen, Setiap Jumat Bagi Soto dan Es Teh Gratis
Imam menjelaskan awal mula pendirian RMGUK. Saat itu, ia dan beberapa sahabatnya termasuk Uki Kautsar eks gitaris Band Noah berkumpul.
Orang-orang yang kerap berdakwah ini kemudian memutuskan untuk menyisihkan harta mereka dan mendirikan rumah makan gratis. Bahkan rumah makan ini diberi nama sama dengaan musisi eks Noah, Uki Kautsar.
“Kenapa rumah makan gratis? Karena keutamaan pahalanya yang besar dengan memberi makan banyak orang. Itu diajarkan dalam Islam,” tutur Imam.
Itulah mengapa, lambat laun, donatur berdatangan. Mereka ingin bergabung dan berbagi dengan umat. Hingga kebutuhan operasional RMGUK per bulan Rp 70 juta-75 juta bisa terpenuhi.