Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

616 Aparat Gabungan Diterjunkan Jaga Pos Penyekatan Pemudik di Tegal

Kompas.com - 03/05/2021, 22:34 WIB
Tresno Setiadi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Sedikitnya dua posko penyekatan didirikan di Kota Tegal, Jawa Tengah, untuk menghalau pemudik mulai 6 Mei mendatang dengan melibatkan 616 personel gabungan.

Kapolres Tegal Kota AKBP Rita Wulandari mengatakan, selain dua pos penyekatan di depan Terminal Bus dan Pertigaan Coyo, juga menyiapkan sembilan pos pengamanan. 

Selain itu, ada tiga pos pelayanan saat Operasi Ketupat Candi 2021.

"616 personel terdiri dari 357 polisi, dan 259 dari instansi terkait seperti TNI, Dishub, Satpol PP, Jasa Raharja, Damkar, PMI, Pramuka, Dinkes, dan lainnya," kata Rita saat Rakor Lintas Sektoral, di Mapolres setempat, Senin (3/5/21).

Baca juga: Terjaring Razia, 8 Travel Gelap di Tegal Diamankan 14 Hari Agar Tidak Angkut Pemudik

Rita menjelaskan, kegiatan itu berlangsung selama 12 hari mulai 6-17 Mei 2021.

Namun secara masif, sebelumnya telah melakukan upaya pencegahan arus mudik.

"Kami telah melakukan razia pengetatan dengan mendata sejumlah pemudik yang datang dan melintasi Kota Tegal. Serta melakukan pencegahan penyebaran Covid 19 dengan melakukan tes antigen pada mereka yang terindikasi sebagai pemudik," katanya.

Menurut Rita, terkait pengendalian Covid-19, upaya pencegahannya harus maksimal karena mulai kembali ada peningkatan kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal dr. Sri Prima Indraswari menjelaskan, warga yang nekat mudik nantinya harus menjalani tes cepat antigen.

Baca juga: Ini 4 Titik Pos Penyekatan Larangan Mudik di Kabupaten Tegal

Rusunawa Tegalsari di Kecamatan Tegal Barat telah disiapkan untuk tempat isolasi pemudik yang positif Covid-19 berdasarkan pemeriksaan rapid test antigen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'May Day', Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

"May Day", Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

Regional
Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Regional
Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Regional
Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Regional
Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Regional
MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com