Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Frustrasi Pandemi Tak Kunjung Berakhir, Dalang Boyolali Rusak Gamelan dengan Palu: Biar Didengar Pemerintah

Kompas.com - 02/04/2021, 10:24 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Sebuah video aksi dalang merusak salah satu perangkat gamelan menggunakan palu di depan rumahnya viral di media sosial (medsos).

Video berdurasi 29 detik itu diunggah oleh pengguna akun Facebook Dalange Wartoyo New IV pada empat hari lalu.

Hingga Jumat (2/4/2021), video itu sudah ditonton hingga 15.000 kali, 73 kali dibagikan dan 153 komentar.

"Setahun wis ora olih pentas, gamelan didol ora payu, didol rosok wae (setahun tidak bisa pentas, gamelan dijual tidak laku, dijual rosok saja)," ucapnya pria itu dalam video viral.

Baca juga: Sengaja Picu Korsleting Listrik, Dua Napi di Bangka Barat Kabur

Diketahui sosok pria yang merusak gamelan dengan menggunakan palu dalam video itu adalah Ki Dalang Gondho Wartoyo.

Warga Dukuh Bulu RT 004, RW 003 Desa Tegal Giri, Kecamatan Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah sengaja merusak gamelan sebagai salah satu bentuk penyampaian aspirasi kepada pemerintah.

Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada Maret 2020 lalu, banyak seniman dalang yang tidak bisa pentas wayang.

"Aksi mukulin kempul (salah satu perangkat gamelan) itu aksi protes pelaku seni terhadap kebijakan pemerintah yang belum menguntungkan ke pelaku seni," kata Ki Wartoyo ditemui Kompas.com di rumahnya Boyolali, Jawa Tengah, Jumat.

Sudah banyak aksi penyampaian aspirasi yang dia lakukan kepada pemerintah agar pelaku seni terutama dalang bisa tetap pentas di tengah pandemi Covid-19 dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan ketat.

Aksi penyampaian aspirasi yang dia lakukan tersebut dengan cara dalang di atas genteng, dalang di sawah, dalang di makam dan lainnya.

"Itu aksi protes saya agar diperhatikan pemerintah. Agar diperhatikan pemerintah sehingga bisa menguntungkan untuk pelaku seni dan bisa berkarya mencukupi untuk keluarganya," kata Koordinator Seniman Nusantara Jawa Tengah.

Baca juga: Sandiaga: Desa Wisata Kabupaten Semarang Akan Jadi Pendukung Destinasi Unggulan

"Jadi aksi kemarin itu dikatakan frustasi ya frustasi. Iya, ya tidak. Biar didengar yang pemangku kebijakan," sambung bapak enam anak tersebut.

Wartoyo mengungkap, sejak pandemi Covid-19 banyak job pentas yang harus dia batalkan.

Padahal sebelum ada pandemi, Wartoyo yang memulai karirnya sebagai dalang pada 1993 ini mengaku dalam satu bulan bisa 20-28 kali pentas.

Pentas wayang ini tidak hanya di daerah Solo dan sekitarnya. Tetapi di berbagai daerah di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buruh Bangunan di Ambon Dibacok OTK Saat Mencari Sang Anak

Buruh Bangunan di Ambon Dibacok OTK Saat Mencari Sang Anak

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Biksu Thudong Tiba di Kelenteng Magelang Minggu Sore

Biksu Thudong Tiba di Kelenteng Magelang Minggu Sore

Regional
[POPULER REGIONAL] Di Balik Kedatangan Elon Musk di Bali | Curhat Remaja Korban Teror Foto Mesum

[POPULER REGIONAL] Di Balik Kedatangan Elon Musk di Bali | Curhat Remaja Korban Teror Foto Mesum

Regional
Hari Kebangkitan Nasional: Sejarah, Latar Belakang, Tokoh, dan Makna

Hari Kebangkitan Nasional: Sejarah, Latar Belakang, Tokoh, dan Makna

Regional
Kronologi Kasus Penganiayaan Pemuda hingga Tewas di Tarakan, Awalnya Korban Dilaporkan Kecelakaan Sepeda

Kronologi Kasus Penganiayaan Pemuda hingga Tewas di Tarakan, Awalnya Korban Dilaporkan Kecelakaan Sepeda

Regional
Instruktur Pilot Korban Pesawat Jatuh di BSD Dimakamkan Besok di Semarang

Instruktur Pilot Korban Pesawat Jatuh di BSD Dimakamkan Besok di Semarang

Regional
Pemuda di Gresik Tewas Usai Motor yang Dikendarainya Menabrak Truk

Pemuda di Gresik Tewas Usai Motor yang Dikendarainya Menabrak Truk

Regional
Banjir Kepulauan Aru, 150 Rumah Terendam, Warga Mengungsi

Banjir Kepulauan Aru, 150 Rumah Terendam, Warga Mengungsi

Regional
Peringati 'Mayday 2024', Wabup Blora Minta Para Pekerja Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing

Peringati "Mayday 2024", Wabup Blora Minta Para Pekerja Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing

Regional
Dinkes Periksa Sampel Makanan Penyebab Keracunan Massal di Brebes

Dinkes Periksa Sampel Makanan Penyebab Keracunan Massal di Brebes

Regional
Viral Pernikahan Sesama Jenis di Halmahera Selatan, Mempelai Perempuan Ternyata Laki-laki

Viral Pernikahan Sesama Jenis di Halmahera Selatan, Mempelai Perempuan Ternyata Laki-laki

Regional
Paman Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Entah Kenapa Hari Ini Ingin Kontak Pulu

Paman Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Entah Kenapa Hari Ini Ingin Kontak Pulu

Regional
Presiden Jokowi Undang Danny Pomanto untuk Jamu Tamu Peserta World Water Forum 2024 di Bali

Presiden Jokowi Undang Danny Pomanto untuk Jamu Tamu Peserta World Water Forum 2024 di Bali

Regional
Pesawat Latih Jatuh di BSD, Saksi: Saat 'Take Off' Cuacanya Normal

Pesawat Latih Jatuh di BSD, Saksi: Saat "Take Off" Cuacanya Normal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com