SALATIGA, KOMPAS.com - Debit mata air di Kota Salatiga terus mengalami penurunan, termasuk di sumber mata air Kalitaman.
Debit mata air Kalitaman telah mengalami penurunan sekitar 61,81 liter per detik atau dengan rata-rata penurunan sekitar 6,87 liter per detik per tahun.
“Debit mata air Kalitaman turun sangat tajam yakni 41,20 persen hanya dalam rentang waktu sembilan tahun. Cara paling efektif untuk meningkatkan debit mata air adalah dengan membangun sumur resapan di daerah timbunan mata air, ”kata Oni dari USAID IUWASH PLUS di Ruang Perencanaan Bappeda Kota Salatiga, Selasa (25/8/2020) dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Mengungkap Misteri Hilangnya Pendaki di Gunung Guntur, Ditemukan Nyaris Telanjang di Dekat Mata Air
Debit mata air Kalitaman pada 2010 adalah 150 liter per detik, menjadi 88,19 liter per detik pada 2019.
Salah satu faktor penyebab penurunan adalah berkurangnya kemampuan lahan untuk menampung dan menyerap air hujan yang masuk ke tanah.
Salah satu cara untuk mengembalikan debit air adalah dengan memerbanyak sumur resapan.
Selain di daerah sumber mata air, sumur resapan juga dibangun di daerah yang rawan kekeringan di Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo.
Baca juga: Kisah Warga di Grobogan yang Kini Bebas dari Krisis Air berkat Mata Air Berusia Ratusan Tahun
Lurah Kumpulrejo Eska Bayu Sukmawan mengatakan tiap tahun cara penanganan kekurangan air hanya dropping air bersih.
"Dropping air itu hanya solusi sementara, bukan penanganan jangka panjang," ujarnya.