Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kain Sasirangan, Oleh-oleh yang Bisa Dibawa Pulang dari Banjarmasin

Kompas.com - 24/01/2020, 18:37 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jika Jawa memiliki Batik, Sumatera Utara memiliki Ulos, dan Palembang memiliki Songket, Banjarmasin memiliki Sasirangan.

Warna kainnya yang terang dengan motif beragam merupakan salah satu ciri khas Kain Sasirangan.

Sasirangan merupakan kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan. Kain ini  telah melalui tahap-tahap perizinan atau pengakuan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Departemen Hukum dan HAM RI.

Sasirangan berasal dari kata menyirang. Nama ini sesuai dengan cara pembuatan Sasirangan, yang melalui proses menjelujur atau menyirang menggunakan perintangan dan pewarnaan.

Baca juga: Kain Sasirangan yang Menawan

Bahan-bahan yang digunakan disesuaikan dengan corak yang akan dibuat, seperti tali, dan benang.

Salah satu tempat yang menyediakan banyak pilihan kain Sasirangan adalah Pasar Intan Martapura, di Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Di sana, pembeli bisa memilih, ingin membeli Sasirangan yang sudah berbentuk baju, atau berupa kain utuh untuk dijahit sendiri.

Dilansir dari banjarmasin.tribunnews.com, Selasa (17/7/2018), harga kain Sasirangan buatan tangan djiual mulai harga Rp 100.000 hingga Rp 2 juta per potong.

Baca juga: Ian Kasela, Duta Sasirangan

Namun saat ini, sudah banyak Sasirangan yang dibuat dengan printing. Sasirangan printing menawarkan motif yang lebih beragam, dengan harga yang lebih murah.

Mengenal sejarah Kain Sasirangan

Majalah Adiluhung Edisi 16 tahun 2018 menyebutkan, Sasirangan merupakan kain warisan dari abad XII.

Saat itu Patih Negara Dipa, Lambung Mangkurat, bertapa selama 40 hari. Di akhir pertapaannya, Lambung Mangkurat melihat buih, yang dari dalamnya terdengar suara wanita.

Kelak, wanita tersebut dikenal sebagai Puteri Junjung buih, raja di daerah tersebut.

Baca juga: Festival Sasirangan Kenalkan Kain Khas Banjarmasin

Putri tersebut berkata, ia akan berwujud jika permintaannya berupa istana batung serta selembar kain dengan motif padi waringin yang dibuat 40 putri, diwujudkan dalam waktu satu hari.

Kain tersebut, di kemudian hari dikenal dengan nama Sasirangan.

Dulu, kain Sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis untuk pengobatan dan perlindungan dari roh-roh jahat. Untuk mendapatkannya pun perlu melalui pemesanan khusus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com