AMBON, KOMPAS.com - Dua bongkah batu raksasa terguling bersama material longsor dari sebuah tebing di Dusun Hanie, Desa Tial, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Jumat (11/10/2019) sore.
Tidak ada korban jiwa dan luka maupun kerusakan pada rumah warga.
Namun kejadian itu membuat akses antardesa di wilayah itu tertutup material longsor berupa tanah dan pepohonan serta dua bongkah batu raksasa tersebut.
Salah satu anggota Polsek Salahutu, Bripka La Syarif yang juga warga dusun setempat mengaku sebelum kejadian itu terjadi, ia dan warga sempat sempat mendengar bunyi gemuruh yang sangat kuat dari kawasan tebing tersebut.
“Bunyinya sangat kuat sekali, saat itu kita langsung pergi cek ke lokasi dan ternyata terhadi longsor dan batu besar telah menutup badan jalan,” kata La Syarif saat dikonfirmasi dari Ambon, Jumat malam.
Baca juga: Tergerus Longsor, Akses Jalan Penghubung 2 Kampung di Bogor Tak Dapat Dilalui
Dia menyebut, longsoran itu terjadi diduga karena gempa susulan yang terus dirasakan getarannya di wilayah tersebut.
Sebab sebelum terjadi longsor wilayah itu terus merasakan adanya getaran gempa.
“Kemungkinan itu karena gempa susulan yang terus terjadi,” katanya.
Terkait kejadian itu, Bupati Maluku Tengah, Tuasikal Abua yang dikonfirmasi Kompas.com mengakui jika longsor yang terjadi bersamaan dengan tergulingnya dua bongkah batu raksasa telah memutus akses jalan antardesa di wilayah tersebut.
“Tapi tidak ada korban jiwa mapun rumah warga di sekitar situ yang rusak,” katanya.
Baca juga: Gempa Susulan di Ambon Terus Terjadi, Warga Gelar Doa Bersama
Selain itu untuk keselamatan warganya, dia meminta agar warga yang tinggal di lereng-lereng gunung agar sebaiknya mencari tempat aman saat hujan dan gempa susulan terjadi.
“Kepada warga yang tinggal di bawah lereng-lereng gunung saya minta, sekali lagi saya minta dapat menghindari tempat-tempat itu untuk sementara waktu dan carilah tempat yang lebih aman,”pintanya.
Selain di Desa Tial, longsor saat gempa susulan pada Kamis kemarin juga terjadi di Desa Morela Kecmaatan Leihitu.
Baca juga: Hingga Jumat Malam, Gempa Susulan di Ambon Sudah 1.387 Kali, Ini Penjelasan BMKG
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.