Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD: Hoaks Tsunami Picu Bertambahnya Jumlah Pengungsi Gempa Maluku

Kompas.com - 05/10/2019, 17:55 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku menyebut, beredarnya kabar hoaks mengenai gempa besar di sertai tsunami berdampak lonjakan jumlah pengungsi di lokasi-lokasi pengungsian yang tersebar di Maluku.

Kepala BPBD Maluku, Farida Salampessy mengatakan, beredarnya hoaks tersebut membuat warga masih bertahan di lokasi-lokasi pengungsian dan belum berani kembali ke rumahnya.

“Ada kecenderungan (pengungsi) naik karena hoaks ini,” kata Farida kepada wartawan di posko Satgas Penanggulangan Bencana Gempa Maluku di aula Korem 151 Binaya, Ambon, Sabtu (5/10/2019).

Baca juga: Gara-gara Terpal, Kepala Desa di Maluku Nyaris Dibakar di Posko Pengungsian

Meski demikian, Farida belum bisa menyebut angka pasti jumlah pengungsi saat ini. Tim masih melakukan evaluasi dan akan menyampaikan setelah seluruh data diterima.

“Mungikin besok atau sebentar malam baru kita cek ke pengungsian dan ke lapangan,” ujarnya.

Baca juga: Satu Pengungsi Korban Gempa Maluku Meninggal Dunia di Tenda Darurat

Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon, Andi Azhar Rusdin meminta warga tetap tenang dan tidak mudah mempercayai hoaks gempa besar disertai tsunami.

“Itu hoaks. Kami minta masyarakat agar jangan panik dan mempercayai isu tersebut,” katanya saat dikonfirmasi secara terpisah.

Gempa 6,8 magnitudo mengguncang Pulau Ambon dan Kabupaten Seram Bagian Barat pada Kamis (26/9/2019) sekira pukul 08.46 WIT.

Adapun lokasi gempa berada pada titik koordinat 3.38 Lintang Selatan,128.43 Bujur Timur atau berjarak 40 km timur laut Ambon-Maluku dan 9 km Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat dengan kedalaman 10 Km.

Gempa itu menyebabkan 38 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka.

Gempa juga menyebabkan rumah warga, sekolah, rumah ibadah, perkantoran dan fasilitas publik lainnya rusak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com