Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanaman Mangrove Bisa Kurangi Ketinggian Tsunami hingga 50 persen

Kompas.com - 30/07/2019, 22:05 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KEBUMEN, KOMPAS.com - Keberadaan hutan mangrove di kawasan pesisir laut cukup efektif untuk mengurangi efek tsunami. Mangrove dapat mengurangi ketinggian tsunami hingga 50 persen.

Hal itu disampaikan pakar tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko di sela Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami 2019, di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Selasa (40/7/2019).

Dia mengatakan efektivitas mangrove tergantung kerapatan, besaran dan akar tanaman.

"Hasil kajian teman-teman, mangrove cukup efektif, kalau ketebalannya antara 150 meter sampai 200 meter bisa mengurangi ketinggian tsunami 50 persen, jadi cukup efektif," kata Widjo. 

Baca juga: Kata Ganjar Soal Viral Isu Tsunami Laut Selatan Jawa: Enggak Usah Geger, Tenang Saja

Menurut Widjo, mangrove memiliki dampak positif. Selain ramah lingkungan, keberadaan mangrove juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

"Banyak statistik menyatakan ekonomi masyarakat sekitar meningkat, (bisa untuk) pemijahan ikan, kepiting," ujar Widjo.

Menurut Widjo penanaman mangrove harus terus didorong untuk melindungi pantai.

"Mereduksi bukan berarti menghilangkan semuanya. Bisa juga menggunakan bukit pasir (untuk mengurangi dampak tsunami," kata Widjo.

Mangrove, menurut Widjo, merupakan istilah umum vegetasi pantai dan memiliki spesies cukup banyak. Saat ini terdapat sedikitnya 80 jenis di Indonesia.

Keberadaan tanaman mangrove yang cukup bagus di Jawa Tengah antara lain di Segara Anakan, Cilacap dan perbatasan Kulon Progo, DIY- Purworejo, Jawa Tengah.

Baca juga: Gempa Besar Hanya Beri Kita Waktu 3 Menit Selamatkan Diri dari Tsunami

Potensi tsunami besar

Terkait potensi tsunami besar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengimbau masyarakat untuk waspada. Imbauan itu disampaikan melalui video yang disebat akun Twitter BPBD DIY, @pusdalops_diy.

Dalam video tersebut, Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana menyebutkan, bahwa potensi bencana bisa terjadi kapan saja. Menurutnya, istilah "potensi" itu berarti bisa terjadi kapan saja. Tidak ada yang bisa memprediksi.

"Tetapi, ini adalah potensi bukan prediksi ya sekali lagi, sehingga kapan terjadinya tidak ada yang tahu," kata Biwara sebagaimana dikutip Kompas Sains.

Baca juga: Viral Potensi Tsunami Laut Selatan Jawa, Ini Fakta yang Harus Anda Ketahui

 

Biwara menyebutkan beberapa antisipasi untuk menghadapi tsunami besar. Ada dua upaya, yakni mitigasi strukutural dan non-struktural.

Upaya struktural adalah membangun rumah tahan gempa, penataan ruang, dan memberikan edukasi soal ancaman dan potensi gempa maupun tsunami.

Lalu upaya non-struktural adalah masyarakat diharapkan bisa memahami kondisi dan situasi saat gempa dan tsunami besar melanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com