Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum GP Ansor: Oposisi Tidak Usah Gabung Koalisi, Bikin Penuh...

Kompas.com - 28/07/2019, 16:14 WIB
Andi Hartik,
Jessi Carina

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Ketua Umum PP GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas meminta partai politik yang bukan berasal dari partai koalisi Joko Widodo dan Ma'ruf Amin untuk mengambil jalan oposisi.

Hal itu untuk menyeimbangkan perjalanan pemerintahan ke depan.

"Saya kira begini ya, jadi hidup ini kan keseimbangan. Jadi ada pagi ada malam, ada panas ada dingin. Saya kira pemerintahan juga begitu, ada yang jadi pemerintah ada yang oposisi," katanya usai membuka Konferensi Wilayah GP Ansor Jawa Timur di Kota Malang, Minggu (28/7/2019).

"Maka sebaiknya oposisi saja lah, enggak usah gabung-gabung koalisi. Ngapain, bikin penuh dan tidak berimbang nanti. Kalau negara ini enggak imbang bahaya, enggak ada kontrol. Biarkan yang oposisi, oposisi. Enggak usah gabung-gabung lah," tambah Yaqut.

Yaqut meyakini, jalannya pemerintahan akan lebih stabil dengan adanya komposisi seperti ini. Partai koalisi Jokowi-Ma'ruf tidak perlu ditambah dengan partai yang sebelumnya bergabung ke koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Baca juga: Sekjen PDI-P: Ada atau Tidak Penambahan Anggota Koalisi, Kerja Sama Tetap Terbuka

Sebab menurutnya, demokrasi di Indonesia adalah demokrasi berdasarkan musyawarah.

"Saya kira oposisi, oposisi yang berembuk. Oke saya tidak setuju, kalau tidak setuju bagaimana, ya berembuk. Enak itu di Indonesia. Jadi saya kira seberapa pun kekuatan oposisi itu sangat bermanfaat untuk majunya Indonesia," ungkapnya.

Oleh karena itu, Yaqut berharap Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat untuk konsisten berada di luar pemerintahan sebagai pihak oposisi.

"PKS juga ya oposisi saja, enggak usah gabung-gabung. Enggak enak. Kalau kita naik kereta gerbongnya penuh ga enak kan. Ini sama lah kira-kira koalisi itu," ungkapnya.

Ada tiga partai yang tampak sedang menjajaki koalisi dengan partai-partai pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin selaku pemenang pada Pemilu 2019.

Baca juga: Maruf Amin: Parpol Pendukung Belum Sepakat Non-koalisi Bergabung

Tiga partai tersebut adalah Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat.

Sebelumnya, ketiga partai itu mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Berkarya.

Partai Gerindra mulai terlihat dekat dengan partai koalisi pemerintah sejak Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri.

Begitu juga dengan PAN dan Demokrat yang mengindikasikan keinginannya untuk bergabung bersama partai koalisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com