Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tidak Ada Lagi 01 dan 02, Tidak Ada Lagi Cebong dan Kampret"

Kompas.com - 21/06/2019, 10:50 WIB
Firmansyah,
Khairina

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Ustaz Ahmad Wijayanto, penceramah kondang, memiliki cara unik nan lucu menghilangkan sekat di kalangan masyarakat pascapemilihan presiden.

Di sela-sela tausiah, ia menggiring jemaahnya untuk saling kenal, akrab dan bersaudara. Aksi Ahmad Wijayanto terkadang kocak, misalnya meminta jemaah untuk saling urut satu sama lain.

"Baik, sekarang semua jemaah menghadap ke kanan lalu pijat-pijat punggung jemaah di sebelahnya sambil mengucap subhanallah," kata Ahmad Wijayanto saat memberi ceramah di Kabupaten Bengkulu Selatan, Kamis (20/6/2019).

Baca juga: Dugaan Ujaran Kebencian Ustaz Lancip Naik ke Tahap Penyidikan

Spontan, instruksi Ahmad Wijayanto diikuti ribuan peserta tausiah. Tawa lucu dari para jemaah pecah melihat aksi saling pijat para jemaah satu sama lain.

Tampak pula Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi memijat-mijat punggung Kapolres, Kapolres memijat punggug Dandim, Dandim memijat punggung Kajari dan seterusnya.

"Ini menandakan kita bersaudara, memecah sekat pemisah satu sama lain. Tidak ada lagi 01 dan 02. Tidak ada lagi cebong dan kampret. Mari kita teruskan mengisi hidup penuh damai dan kemakmuran," kata Wijayanto.

Selain menekankan pentingnya persatuan dalam ukuwah Islamiyah, dalam pesan ceramahnya ia juga menegaskan pentingnya rasa kepedulian sosial, hubungan antarmanusia dan hubungan dengan sang khalik.

Pesan-pesan mencintai orangtua dan nasihat sejuk lainnya turut ia sampaikan di hadapan ribuan jamaah.

Baca juga: Ustaz Lancip Hari Ini Akan Diperiksa soal Ceramahnya tentang 60 Korban Tewas Saat Kerusuhan 22 Mei

Sementara itu, Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi menyebutkan, kegiatan tablig akbar itu atas inisiatif tim penggerak PKK Pemprov Bengkulu dan Pemda Bengkulu Selatan.

"Ini bertujuan silahturahim dan juga penanda bahwa masyarakat Indonesia sesungguhnya bersatu dan dapat hidup saling berdampingan," ujarnya.

Terkait beda pilihan dan dukungan dalam pilpres, ia katakan hal tersebut sebenarnya tidak menjadi persoalan. Apalagi, saat ini proses gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK) tengah berlangsung.

"Terkait pilpres kita percayakan pada MK yang saat ini sedang menilai. Masyarakat sebenarnya sudah menyatu kembali," demikian kata Gusnan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com