Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Madiun Simpan Logistik Pileg dan Pilpres 2019 di Gedung yang Sering Bocor

Kompas.com - 22/02/2019, 07:00 WIB
Muhlis Al Alawi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Madiun memilih gedung Korpri yang sering bocor atapnya saat musim hujan sebagai gudang penyimpanan logistik Pileg dan Pilpres 2019.

KPU Kabupaten Madiun berdalih lokasi gedung Korpri yang kesehariannya digunakan untuk olahraga bulu tangkis dan acara pemerintah itu layak dan aman menyimpan logistik pemilu berupa kotak suara dan surat suara.

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Madiun Rori Priambodo yang dikonfirmasi Kompas.com, Kamis ( 21/2/2019) membenarkan gedung Korpri dahulunya sering bocor saat musim penghujan tiba.

"Memang dulu sering sekali (bocor). Kemudian direhap oleh Dinas PU. Setelah itu tidak terlalu. Mungkin hanya pada titik tertentu," jelas Rori.

Baca juga: KPU Surakarta Temukan 1.115 Surat Suara Pilpres 2019 Rusak

Rori mengatakan Pemkab Madiun menyewakan gedung itu secara gratis lantaran anggaran sewa gedung dari KPU Kabupaten Madiun tidak cukup. Pertimbangan lain, sewa gratis juga membantu menyukseskan hajatan nasional lima tahun sekali.

Menurut Rori, bila terjadi kerusakan logistik pemilu lantaran terkena air hujan yang masuk lewat atap bocor menjadi tanggung jawab KPU.

Apalagi dalam surat perjanjian, KPU memiliki tanggung jawab memperbaiki kerusakan gedung selama digunakan untuk penyimpanan logistik pemilu.

Sementara itu Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Arik Krisdiananto selaku pemberi ijin penggunaan gedung Korpri berharap KPU segera memperbaiki bila terjadi kebocoran atap.

Baca juga: Logistik Pemilu 2019 Mulai Dirakit, KPU Palopo Masih Kekurangan

 

Pasalnya, logistik yang disimpan di gedung Korpri untuk kepentingan Pileg dan Pilpres 2019.

"Mungkin saat ini kondisinya ada yang bocor maka itu harus ada pembenahan," ujar Arik kepada Kompas.com, Kamis ( 21/2/2019).

Ditanya layak tidaknya gedung itu menyimpan logsitik pemilu, Arik mengatakan Pemkab Madiun hanya memiliki fasilitas dengan kondisi seperti itu. Soal layak tidak gedung itu menyimpan logistik menjadi urusan KPU.

Sudah diperbaiki

Sementara itu Divisi Teknis KPU Kabupaten Madiun, Ali Nur Wahyudi menyatakan timnya sudah memperbaiki kebocoran atap gedung sebelum kotak suara dirakit.

"Selama dua tiga hari atapnya sudah dibetulkan sebelum kotak suara dirakit," kata Kepala Divisi Teknis KPU Kabupaten Madiun, Ali Nur Wahyudi kepada Kompas.Com, Kamis (21/2 2019) siang.

Ali mengatakan gedung Korpri paling layak menyimpan logistik pemilu dibanding gudang lainnya. Padahal KPU Kabupaten Madiun sudah mencoba mencari gedung lain namun tidak ada yang representatif.

"Gudang yang muat (simpan logistik) hanya disini. Kami pun susah mencari gudang untuk disewa," ujar Ali. 

Baca juga: Ingin Jadi PNS, Guru Honorer SD di Madiun Tertipu Rp 53 juta

Menurut Ali, pemakaian gedung Korpri itu statusnya pinjam dan tidak dikenakan biaya sewa dari Pemkab Madiun. Dengan demikian, uang anggaran sewa gedung sebesar Rp 75 juta dikembalikan ke kas negara.

Pantuan Kompas.com, nampak gedung Korpri yang berada di depan rumah jabatan Bupati Madiun itu jebol di bagian beberapa plafonnya.

Gedung yang biasa digunakan untuk olahraga badminton dan acara pemerintah itu sudah dipenuhi dengan kotak suara da surat suara pileg dan pilpres 2019. Tak hanya dikunci, nampak aparat kepolisian berjaga-jaga didepan pintu masuk gedung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com