Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minggu Malam, Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Dikepung Polisi

Kompas.com - 03/12/2018, 05:25 WIB
Achmad Faizal,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com — Asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, dikepung polisi pada Minggu (2/12/2018) malam. Sebagian penghuni di asrama tersebut diminta keluar dari asrama.

Pantauan Kompas.com, puluhan personel Brimob memadati depan asrama dengan peralatan lengkap. Petugas linmas dan satpol PP juga ikut mengamankan lokasi Jalan Kalasan.

Selain aparat, juga terlihat massa ormas Pemuda Pancasila dengan atribut khas yang dikenakan.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan terlihat memegang pengeras suara dan meminta sebagian penghuni untuk keluar, kecuali penghuni asli asrama.

Baca juga: Kapolrestabes Surabaya: Pemulangan Ratusan Mahasiswa Papua Berjalan Kondusif

Di depan asrama sudah disediakan dua bus untuk mengangkut tamu asrama tersebut.

Atas permintaan polisi, satu demi satu tamu asrama Papua tersebut meninggalkan asrama. Sebagian menaiki bus dan sebagian menaiki motor. Tampak seorang tamu ada yang menggendong bayi dengan menaiki motor.

Ada 50 orang yang dipulangkan ke Malang dengan bus melalui Terminal Bungurasi, 50 orang ke sejumlah daerah di Jawa Timur, dan 80 orang dari Surabaya sendiri. Sementara penghuni asli asrama hanya berjumlah 13 orang.

Rudi Setiawan tidak menjelaskan detail pemulangan tamu-tamu asrama tersebut. "Ini demi keamanan dan kondusifitas Surabaya," katanya.

Baca juga: 5 Fakta di Balik Bentrokan Ormas dan Mahasiswa Papua di Surabaya

Sekretaris Pemuda Pancasila Surabaya Baso Juherman mengatakan, massa Pemuda Pancasila sudah sejak Sabtu (1/12/2018) mengawal gerak-gerik 100 lebih warga Papua yang berkumpul di asrama tersebut.

"Kemarin (Sabtu,  1 Desember 2018) mereka menggelar aksi peringatan Papua Merdeka. Kami tidak ingin ada aksi separatisme di Surabaya. Kami ingin Surabaya kondusif," ujarnya.

Baca juga: Kapolrestabes Surabaya: Pemulangan Ratusan Mahasiswa Papua Berjalan Kondusif

Usai menggelar aksi pada Sabtu kemarin, sebanyak 233 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua diamankan di Mapolrestabes Surabaya.

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, diamankannya ratusan mahasiswa tersebut untuk menghindari bentrok dengan ormas yang ikut menggelar aksi kemarin.

Baca juga: Tolak Kibarkan Merah Putih, Mahasiswa Papua dan Warga Bentrok di Surabaya

Dihubungi terpisah, Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya menyebut ada intimidasi terhadap kelompok mahasiswa Papua di Surabaya dalam aksi peringatan 57 Tahun Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat.

"Ada laporan penyerangan dan pembubaran paksa terhadap kegiatan mahasiswa Papua di Surabaya," kata Fatkhul Khoir, Koordinator Kontras Surabaya.

Menurut dia, aksi menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak kebabasan berpendapat dan berekspresi, yang merupakan hak konstitusional setiap warga negara.

"Tanpa terkecuali mahasiswa Papua, yang wajib dilindungi oleh negara khusunya kepolisian," terangnya. 

Baca juga: Menurut Camat, Mahasiswa Papua Sempat Marah Saat Ditawarkan Bendera

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com