Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi ABG Tewas Dipukul Balok Kayu Setelah Tolak Berhubungan Intim

Kompas.com - 24/10/2018, 20:09 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi


SUKOHARJO, KOMPAS.com — Satuan Reserse dan Kriminal Polres Sukoharjo berhasil mengungkap penyebab tewasnya anak baru gede bernama RAW (15), warga Begalon, Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.

ABG itu ditemukan tewas mengenaskan setelah dianiaya IA (17), teman mainnya di area persawahan Desa Trosemi, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (19/10/2018) sekitar pukul 00.15 WIB.

Hasil penyidikan polisi menyebutkan, RAW meninggal karena dianiaya oleh teman mainnya IA (17) warga Gentan, Kecamatan Baki, Sukoharjo. Tersangka memukul kepala korban dengan balok kayu 3 kali.

Kasat Reskrim Polres Sukoharjo, AKP Rifeld Constantien Baba saat konferensi pers di Ruang Panjura Polres Sukoharjo mengatakan, kejadian bermula ketika korban dijemput oleh pelaku untuk diajak nongkrong di rumah salah teman tersangka di Gatak, Kamis (18/10/2018).

Baca juga: Tolak Berhubungan Intim, Gadis ABG Tewas Dipukul dengan Balok Kayu

Saat nongkrong, korban diminta untuk ikut menenggak minuman keras namun ditolak oleh korban.

Menjelang tengah malam, sekitar pukul 22.00 WIB pelaku mengajak korban nongkrong di tempat lain, tepatnya di dekat penggilingan padi di Desa Trosemi, Gatak.

Saat itulah pelaku mengajak korban untuk berhubungan intim akan tetapi korban menolak.

“Emosi karena ditolak oleh korban untuk berhubungan intim, pelaku mengambil batang kayu dan memukulkan ke korban," ujar Rifeld.

Setelah itu, kata Rifeld, pelaku mengajak korban untuk berpindah ke tempat lain yang lebih sepi dengan menggunakan sepeda motor.

Berhenti di tengah sawah yang jaraknya satu kilometer dari tempat penggilingan padi, tersangka meminta lagi korban untuk berhubungan intim.

Ajakan berhubungan intim itu, kata Rifeld, ditolak lagi oleh korban.

Lantaran ditolak lagi untuk berhubungan intim, pelaku semakin emosi dan mengambil balok kayu untuk memukul kepala korban sebanyak 3 kali hingga korban tak sadarkan diri.

Pelaku sempat menaikkan korban yang tak sadarkan diri ke sepeda motor namun kemudian korban terjatuh hingga akhirnya pelaku meninggalkan korban.

Panik dengan kondisi korban, pelaku lantas mendatangi rekannya Hendry yang masih nongkrong di dekat penggilingan padi.

"Saat itu pelaku mengaku telah mengalami kecelakaan lalu lintas bersama korban. Hendry memberitahu beberapa saksi lainnya dan selanjutnya membawa korban ke RS Dr Oen Solo Baru,” terang Rifeld.

Setelah dibawa ke rumah sakit, lanjut Rifeld, pelaku menyusul ke rumah sakit hingga tersangka IA mengetahui korban sudah meninggal dunia.

Petugas Satlantas Polres Sukoharjo mencurigai korban meninggal bukan akibat kecelakaan setelah melihat hasil visum. Pasalnya, hasil visum menunjukkan korban meninggal karena penganiayaan. Hal itu terlihat dari luka bagian kepala korban yang terkena benda keras tumpul.

Mengetahui hasil visum itu, anggota Satlantas berkoordinasi dengan tim Satreskrim. Tak berapa lama kemudian, penyidik menangkap tersangka IA. 

Kompas TV PBNU meminta Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais, tidak berlebihan menanggapi pemanggilan dirinya oleh kepolisian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com