Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Kesan Angker, Warga Hias Permakaman dengan Cat Warna-Warni

Kompas.com - 26/09/2018, 14:53 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com — Selama ini kompleks permakaman identik dengan suasana angker dan menakutkan. Nisan dan kijing makam yang umumnya terbuat dari batu hitam membuat siapa pun yang berada di permakaman merasakan hal mengerikan, yang membuat bulu tengkuk serasa berdiri. 

Namun, tidak demikian halnya permakaman umum di Dusun Puspan, Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah.  Di sini, makam dihias menggunakan cat warna-warni oleh masyarakat setempat.

Ide ini berasal dari pemuda dari Karang Taruna RW 008 di Dusun Puspan dengan memanfaatkan cat sisa persiapan perayaan 17 Agustus di lingkungannya.

"Teman-teman itu ada yang bilang, 'Ini diwarna-warni sekalian saja', ya enggak apa-apa," kata Ketua Karang Taruna Joko Riyanto, saat ditemui di permakaman, Rabu (26/9/2018).

Meski begitu, pengecatan makam tidak dilakukan sembarangan. Para pemuda itu tak berani mengecat bagian nisan makam.

"Yang diwarna-warni di bawahnya saja, kalau di atasnya kan nanti harus izin dulu dan tidak menutup kemungkinan nanti ada yang komplain,"  ujar Joko.

Pengecatan dilakukan Joko dan 12 anggota lain di karang taruna itu. Proses pengerjaan diselesaikan dalam waktu sepekan, sejak 16 September 2018.

Menurut keterangan salah satu warga, Rima, pemuda di lingkungannya memiliki semangat yang tinggi dalam melakukan kegiatan ini.

"Sampai pukul 01.00 mereka mengecat makam," tutur Rima.

Bahkan, Joko malah menyebut ia dan teman-teman mengerjakannya hingga menjelang subuh.

"Pengerjaannya sampai pukul 01.00 malam, ya tergantung, malah lebih. Ada yang sampai subuh. Itu seminggu sampai subuh biasanya. Mulainya enggak tentu sih, kadang pukul 17.00 sore," ujar Joko.

Ide yang terbilang tidak biasa ini ternyata mendapat dukungan dari masayarakat setempat.

Dukungan diberikan dalam berbagai bentuk. Ada yang memberikan semangat melalui lisan, ada pula beberapa warga yang menyumbang makanan saat para pemuda mengecat makam.

"Hanya biasanya kan ada yang terlalu saklek (kaku), dia agak berpikiran radikal. Kadang dia mengutarakan hukumnya menghias makam dan segala macam, ada juga. Tapi secara umum dukungannya positif," ujar Joko.

Ia menyebutkan, tujuan awal menghias makam adalah untuk memperindah area yang biasanya ditakuti oleh anak-anak.

Nisan-nisan yang diberi identitas oleh warga saat mengecat area pemakaman dengan cat warna-warni.Luthfia Ayu Azanella Nisan-nisan yang diberi identitas oleh warga saat mengecat area pemakaman dengan cat warna-warni.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com