Salin Artikel

Hindari Kesan Angker, Warga Hias Permakaman dengan Cat Warna-Warni

Namun, tidak demikian halnya permakaman umum di Dusun Puspan, Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah.  Di sini, makam dihias menggunakan cat warna-warni oleh masyarakat setempat.

Ide ini berasal dari pemuda dari Karang Taruna RW 008 di Dusun Puspan dengan memanfaatkan cat sisa persiapan perayaan 17 Agustus di lingkungannya.

"Teman-teman itu ada yang bilang, 'Ini diwarna-warni sekalian saja', ya enggak apa-apa," kata Ketua Karang Taruna Joko Riyanto, saat ditemui di permakaman, Rabu (26/9/2018).

Meski begitu, pengecatan makam tidak dilakukan sembarangan. Para pemuda itu tak berani mengecat bagian nisan makam.

"Yang diwarna-warni di bawahnya saja, kalau di atasnya kan nanti harus izin dulu dan tidak menutup kemungkinan nanti ada yang komplain,"  ujar Joko.

Pengecatan dilakukan Joko dan 12 anggota lain di karang taruna itu. Proses pengerjaan diselesaikan dalam waktu sepekan, sejak 16 September 2018.

Menurut keterangan salah satu warga, Rima, pemuda di lingkungannya memiliki semangat yang tinggi dalam melakukan kegiatan ini.

"Sampai pukul 01.00 mereka mengecat makam," tutur Rima.

Bahkan, Joko malah menyebut ia dan teman-teman mengerjakannya hingga menjelang subuh.

"Pengerjaannya sampai pukul 01.00 malam, ya tergantung, malah lebih. Ada yang sampai subuh. Itu seminggu sampai subuh biasanya. Mulainya enggak tentu sih, kadang pukul 17.00 sore," ujar Joko.

Ide yang terbilang tidak biasa ini ternyata mendapat dukungan dari masayarakat setempat.

Dukungan diberikan dalam berbagai bentuk. Ada yang memberikan semangat melalui lisan, ada pula beberapa warga yang menyumbang makanan saat para pemuda mengecat makam.

"Hanya biasanya kan ada yang terlalu saklek (kaku), dia agak berpikiran radikal. Kadang dia mengutarakan hukumnya menghias makam dan segala macam, ada juga. Tapi secara umum dukungannya positif," ujar Joko.

Ia menyebutkan, tujuan awal menghias makam adalah untuk memperindah area yang biasanya ditakuti oleh anak-anak.

Selain mengecat, mereka juga menuliskan nama di makam-makam yang sudah lama tidak terurus. Dengan demikian, "penghuni makam" dapat diketahui identitasnya apabila ada saudara dan kerabat yang berkunjung.

Tak hanya mengecat nisan bagian bawah, Joko juga berencana akan menggambar mural di dinding pembatas makam bagian utara. Hal itu akan ia lakukan jika ada anggaran atau cat yang dapat digunakan.

Mencampur cat sisa

Joko menjelaskan, terdapat lebih dari 10 pigmen warna yang digunakan untuk menghias makam. Variasi warna tersebut didapatkan dari pencampuran beberapa warna cat, sehingga menghasilkan warna-warna menarik yang diharapkan.

"Ya kami campur sendiri, karena kalau beli warna itu mahal. Kami campur sendiri, nanti dibuat warna sendiri yang ngejreng-ngejreng," ucapnya.

Untuk menghasilkan warna yang lebih tahan lama, mereka berinisiatif untuk menambahkan lem kayu dalam campuran cat yang dibuat.

Area makam yang memiliki luas sekitar 500 meter persegi itu kini sudah terlihat jauh dari kata menyeramkan. Padu-padan warna , ditambah sarana penerangan yang memadai, kurang lebih terpasang enam lampu jalan, membuat makam terlihat terang dan penuh warna.

https://regional.kompas.com/read/2018/09/26/14531741/hindari-kesan-angker-warga-hias-permakaman-dengan-cat-warna-warni

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke