Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BNPT: Pernah Ada Calon Rektor yang Berafiliasi dengan Terorisme

Kompas.com - 26/09/2018, 08:50 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius menyampaikan, paham radikalisme telah berusaha menyusup ke universitas.

Tak hanya mahasiswa yang menjadi sasaran, Suhardi menyebut, pernah ada calon rektor yang terindikasi berafiliasi dengan terorisme.

Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius saat menjadi pembicara di kuliah umum dan Orientasi Ke-UGM-an Mahasiswa Baru Program Pascasarjana UGM Tahun 2018, di Grha Sabha Pramana UGM menceritakan, suatu saat ditelepon oleh Deputi I yang melaporkan ada dekan berafiliasi dengan terorisme. Dekan tersebut tinggal menunggu pelantikan menjadi rektor.

"Saya punya Deputi I dari Kopassus, pernah satu kali saya ditelepon. Pak, bahaya ini, ada dekan sudah terpilih menjadi rektor, tinggal menunggu pelantikan," kisah Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius saat memberikan kuliah umum dan Orientasi Ke-UGM-an Mahasiswa Baru Program Pascasarjana UGM Tahun 2018, di Grha Sabha Pramana UGM, Selasa (25/9/2018).

Baca juga: BNPT Minta Mendikbud Lebih Selektif dalam Rekrutmen Guru

Kepada Suhardi, Deputi I tersebut menjelaskan jika dekan yang tinggal menunggu waktu pelantikan menjadi rektor berafiliasi kelompok terorisme di Suriah.

Mendengar informasi tersebut, Suhardi langsung bergerak cepat menghubungi Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir.

"Saya telepon Pak Nasir, supaya tidak menzolimi orang harus dicek dulu," urainya.

Dari pengecekan, ternyata informasi tersebut benar. Suhardi pun lalu kembali menghubungi Mohamad Nasir agar membatalkan pelantikan dekan tersebut menjadi rektor.

"Begitu dicek betul, anaknya juga sudah mati di sana (Suriah). Saya telepon Pak Nasir, Pak batalkan," ucapnya

"Bayangkan susupannya sampai situ, jadi bukan mahasiswa saja yang disusupi," imbuhnya.

Suhardi menghimbau para mahasiswa meningkatkan kewaspadaan, mengenali, dan turut mengantisipasi penyebaran paham radikalisme.

Suhardi meminta mahasiswa tidak takut untuk melaporkan jika mengetahui sesuatu yang menyimpang.

"Waspadai betul, kalau nanti kalian ditekan-tekan sama mentor, sama dosen yang aneh-aneh di luar ketentuan, laporkan, jangan takut," pungkasnya. 

Kompas TV Apa yang menyebabkan lingkungan akademis terutama mahasiswa maupun kalangan akademis terjerumus dalam tindak paham ekstrem ini?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com