Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rasanya Kaki Mau Hilang, tetapi Saya Senang..." (2)

Kompas.com - 30/07/2018, 09:00 WIB
Kontributor Lombok Tengah, Lalu M. Syamsul Arifin,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

LOMBOK UTARA, KOMPAS.com - Nursyda Syam, pegiat literasi asal Tanjung, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, dan timnya yang berjumlah 15 orang melakukan aksi jalan kaki sejauh 60 kilometer untuk mengkampanyekan gerakan literasi.

Tim yang didominasi oleh pegiat literasi dari kalangan pelajar dan anak-anak ini melintasi 5 kecamatan di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Utara, dimulai dari Masjid Kuno, Desa Bayan Beleq, Kecamatan Bayan dan finis di Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, di Pendopo Bupati Lombok Utara.

Mereka berharap, semakin banyak orang yang bisa membaca dengan membagikan buku bacaan serta bisa mengenal wilayah-wilayah kabupaten tempat mereka tinggal dengan lebih dekat.

Baca selengkapnya: Nursyda Berjalan Kaki Sejauh 60 Km agar Banyak Orang Bisa Membaca (1)

Nursyda Syam, pegiat literasi asal Tanjung, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, melakukan aksi jalan kaki sejauh 60 km di Kabupaten Lombok Utara untuk mengkampanyekan gerakan literasi bersama timnya yang terdiri dari 15 orang dan didominasi oleh kalangan remaja. KOMPAS.com/Lalu Syamsul Arifin Nursyda Syam, pegiat literasi asal Tanjung, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, melakukan aksi jalan kaki sejauh 60 km di Kabupaten Lombok Utara untuk mengkampanyekan gerakan literasi bersama timnya yang terdiri dari 15 orang dan didominasi oleh kalangan remaja.
Menurut Nursyda, ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk memotivasi atau menggugah kesadaran masyarakat agar tertarik untuk terlibat dalam dunia literasi yang ditawarkannya.

Salah satunya melalui aksi yang tidak biasa ini. Dia mengatakan, bisa jadi banyak kalangan yang beranggapan bahwa apa yang dilakukannya dan tim tampak seperti sekelompok orang yang kurang kerjaan.

Mereka berjalan kaki sejauh 60 km melewati 5 kecamatan, lalu singgah di beberapa komunitas baca, sekolah, pondok pesantren dan kantor-kantor desa untuk mengkampanyekan gerakan gemar membaca, samil sesekali membagikan buku bacaan untuk anak-anak.  

Namun Nursyda tidak peduli. Baginya, memang dibutuhkan pendekatan di luar aksi mainstream untuk bisa membuka kesadaran masyarakat agar tergerak hatinya untuk mulai gemar membaca.

Menurut dia, fenomena atlet Lalu Muhammad Zohri, juara dunia kejuaraan lari asal Indonesia itu, membuat banyak orang terkejut, khususnya masyarakat di Kabupaten Lombok Utara.

Mereka menyadari bahwa orang yang mampu berprestasi di kancah internasional sekalipun bisa lahir dari wilayah yang sangat terpencil, seperti wilayah Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, kabupaten yang baru genap berumur 10 tahun ini.

"Fenomena Zohri itu menampar banyak orang lho, Mas," kata Nursida.

Oleh karena itu, masyarakat belajar untuk bekerja keras, dimulai dengan membaca.

Selain itu, lewat aksi jalan kaki yang lahir dari inisiatifnya ini, Nursyda juga berharap agar rekan-rekan pegiat literasi yang terlibat bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengenal lebih dekat detail keindahan wilayah-wilayah yang ada di Lombok Utara.

Pasalnya, selama ini mereka hanya mendapatkan informasi tentang alam mereka sendiri lewat berita atau media saja. 

Melalui jalan kaki ini pula, Nursyda memanfaatkannya untuk mengevaluasi atau mengetahui perkembangan 24 komunitas baca (aktif) yang tersebar di wilayah Lombok Utara di bawah inisiasinya.

Bersambung ke halaman dua: Ibu wakil bupati ikut terlibat

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com