Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menristek Butuh Dana Rp 700 Miliar untuk Bangun Kampus ITB di Bandung Barat

Kompas.com - 05/07/2018, 10:37 WIB
Agie Permadi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir berencana membangun kampus baru bagi Institut Teknologi Bandung (ITB).

Rencananya, kampus baru tersebut dibangun di atas lahan 350 hektar di kawasan Walini, Kabupaten Bandung Barat (KBB). 

"Saya sudah sampaikan kepada Presiden (Joko Widodo) untuk pemberian lahan untuk kebutuhan pendidikan, mahasiswa, inkubasi, dosen, sehingga kawasan luas itu (Walini) bisa teritegrasi. Seluas 350 hektar di Walini untuk ITB," kata Nasir di ITB, Rabu (4/7/2018).

Nantinya, di lahan tersebut akan dibangun kampus khusus bagi perguruan tinggi di bidang sains dan engineering.

Baca juga: Jadwal dan Cara Registrasi Mahasiswa ITB dari Jalur SBMPTN

"Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan khususnya perguruan tinggi di bidang sains enginering, yaitu ada kampus utama, kampus yang memiliki laboratorium terintegrasi, ada mahasiswa harus full time capasity," ungkapnya.

Selain itu, di dalamnya ada dermitory dan inkubasi.

"Ini kalau tidak ada kawasan besar tidak mungkin bisa dikembangkan. Maka kalau ITB hanya seperti ini saja tidak bisa ITB masuk perguruan tinggi kelas dunia yang demikian cepat," imbuhnya.

Menurut Nasir, lahan kosong di wilayah Walini sudah ada. Rencana pembebasan lahan kosong tersebut akan didorong dengan kerja sama berbagai pihak.

Untuk pembangunannya, Nasir berencana bekerjasama dengan investor, bisa melalui loan, korporasi, hingga industri.

"Ke depan kita kerjamasakan semuanya, bisa kita dorong semua, dan kebetulan pak presiden merespons positif. Kenapa? Karena ini adalah untuk menjadikan ikon pendidikan Indonesia go global," tuturnya.

Baca juga: ITB Syaratkan Tidak Buta Warna untuk Beberapa Fakultas

Meski begitu, pihaknya belum mengetahui berapa dana pasti yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan kosong di wilayah Walini.

"Kalau dana saya belum tahu, kalau itu lahan 350 hektar, satu hektarnya Rp 1 miliar-2 miliar, berarti butuh Rp 700 miliar. Tapi kami butuhkan Rp 300-350 an miliar, itu juga tergantung anggaran, APBN," imbuhnya.

Lahan kosong bagi ITB telah diajukan Nasir sejak 2016. Ia berharap, tahun 2019 mendatang pembebasan lahan sudah bisa dilakukan.

"Pada prinsipnya (Presiden) setuju, sekarang kami berbicara pada Menteri Keuangan, Menteri Bappenas, bagaimana me-arrange terhadap targetnya itu. Harapan saya 2019 clear, saya sudah ajukan sejak tahun 2016," tuturnya.

Nantinya, kampus ITB di Jalan Ganesha tetap akan digunakan dan tidak boleh ditinggalkan.

"Ini dijadikan satu holding, ini tidak boleh ditiggalkan, bayangan saya nanti ada kampus ITB di Bandung, Kampus ITB di Walini, dan Cirebon, seperti di luar negeri, seperti MIT," pungkasnya.

Kompas TV Di Bandung, Jawa Barat terdapat sebuah inovasi terbaru menciptakan alat memasak sampah popok bayi yang nantinya akan menjadi kompos dan pupuk bagi tanaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com