Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Perawatan Bayi Gajah yang Kakinya Hampir Putus di Pidie...

Kompas.com - 24/06/2018, 19:07 WIB
Raja Umar,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Setelah mendapatkan perawatan secara intensif selama satu bulan lebih oleh tim dokter hewan dan Mahot dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh, bayi gajah yang ditemukan warga Geumpang, Kabupaten Pidie pada 2 Mei lalu kini kondisinya membaik.

Bayi gajah itu sebelumnya ditemukan terluka akibat terjerat perangkap rusa.

“Kondisi sekarang sudah sangat baik, luka di bagian kaki kiri depan yang nyaris putus sekarang sudah sembuh, tinggal saja menunggu kulitnya kembali menyatu,” kata drh Rosa Rika Wahyuni Msi, kepada wartawan saat ditemui di Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Sare, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu (23/06/18).

Menurut Rosa, luka di bagian kaki bayi gajah ernama Amirah itu sudah mulai pulih. Selain itu, berat tubuh anak gajah yang ditinggal induknya itu juga semakin bertambah.

Baca juga: Bayi Gajah yang Terluka di Pidie Berhasil Dievakuasi ke Aceh Besar

“Bobotnya juga sudah bertambah, dari sebelumnya 238 kilogram sekarang naik menjadi 241 kilogram mudah-mudahan terus membaik, karena saya sangat khawatir umumnya bayi gajah sangat sensitif terhadap penyakit lain, makanya perawatannya kami lakukan 24 jam,” katanya.

Pantauan Kompas.com saat mendatangi Pusat Pelatiahan Gajah (PLG) Sare, bayi gajah itu sangat akrab dan manja dengan dokter dan mahot yang merawatnya selama ini.

Bahkan setiap paginya setelah diberi makan, dimandikan, dan diobati Amirah sudah dapat dilepas dari tempat karantina untuk bermain di pekarangan sambil terus dipantau perkembangan kondisi kesehatan Amirah oleh dokter dan mahot yang berada di Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Sare, Kabupaten Aceh Besar.

“Setiap hari perawatanya rutin kami lakukan, paginya setelah diberi makan, mandikan, dan diobati kami keluarga sebentar untuk bermain dan berjemur, selain itu juga kami beri susu untuk tambahan nutrisi,” ujarnya (k79-13)

Kompas TV Menurut Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Iva Aryani, adanya pencoretan tiga nama itu karena ada beberapa pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com