YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso menjelaskan, letusan Gunung Merapi pada Jumat (1/5/2018) berbeda dengan sebelumnya.
Satu hari sebelum terjadi letusan terlihat adanya kegempaan volkano tektonik (VT) dalam yang terpantau sejak Kamis (31/5/2018).
"Letusan hari ini tidak seperti letusan-letusan sebelumnya. Letusan sebelumnya tidak ada tanda-tanda sama sekali," ujar Agus dalam jumpa pers, Jumat (1/6/2018).
"Kalau yang tanggal 11 Mei itu 20 menit sebelum letusan ada kenaikan suhu, ya sangat pendek. Kalau yang ini (letusan 1 Juni 2018) berbeda karena ada kegempaan VT dalam sebanyak 5 kali pada kemarin," urainya.
Melihat adanya kegempaan VT dalam, lanjutnya, maka letusan gunung Merapi pada 1 Juni 2018 diduga didominasi oleh proses magmatik.
Baca juga: Asap Putih Terpantau di Area Vegetasi Pasca-letusan Gunung Merapi
Menurutnya, yang disebut gempa VT dalam adalah ketika kedalamannya lebih dari 1,5 kilometer. Sedangkan kegempaan yang terpantau pada 31 Mei 2018 kemarin adalah lebih dari 3 kilometer.
"Kegempaan VT dalam ini biasanya terkait dengan aktivitas magma. Jadi kontribusi dari proses magmatis lebih dominan dari pada letusan-letusan sebelumnya," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya Gunung Merapi kembali meletus pada Jumat (1/6/2018) pukul 08.20 WIB dengan durasi 2 menit, tinggi kolom 6.000 meter dari puncak Gunung Merapi dan amplitudo maksimum 77 mm.
Baca juga: Merapi Kembali Meletus dengan Tinggi Kolom 6.000 Meter
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.