Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Bom Surabaya, Polisi Buru Satu Keluarga yang Dideportasi dari Turki

Kompas.com - 15/05/2018, 17:27 WIB
Caroline Damanik

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan bahwa polisi tengah memburu satu keluarga yang baru saja dideportasi dari Turki setelah tragedi ledakan bom tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).

Tito mengatakan hal ini bersamaan dengan klarifikasi keterangan bahwa keluarga Dita Oepriyanto, pemimpin keluarga pelaku bom tiga gereja baru saja pulang dari Suriah.

"Saya koreksi yang kemarin bahwa yang keluarga Dita ini yang saya maksud ini dia terkait dengan satu keluarga yang sedang kami cari," tuturnya dalam keterangan pers di Mapolda Jatim, Senin (15/5/2018).

"Satu keluarga ini adalah salah satu ideolog kelompok ini. Satu keluarga yang baru pulang itu ditangkap oleh Turki kemudian dideportasi ke Indonesia," tambahnya.

Baca juga: Cerita Juru Parkir GKI Surabaya, Lihat Wanita dan 2 Anak Pakai Rompi Sebelum Ledakan

Pimpinan keluarga ini, lanjut Tito, ditangkap oleh aparat Turki karena hendak menyeberang ke Suriah.

"Dialah yang menjadi ideolog utama keompok ini, sedangkan keluarga yang meninggal tidak ke Suriah. Ini setelah saya konfirmasi kembali dengan tim Densus yang menangani, dikroscek kembali," ungkap Tito.

Sebelumnya, Kapolri menyebutkan ada sejumlah kelompok yang diwaspadai polisi terkait ISIS di Indonesia.

Pertama adalah kelompok Jamaah Anshar Daulah-Jamaah Ansharut Tauhid (JAT-JAD) yang memiliki sejumlah sel.

Baca juga: Hormat untuk Bayu, Koordinator Parkir Gereja yang Tewas Saat Hadang Motor Pembawa Bom

Kedua, mereka yang baru kembali dari Suriah. Beberapa di antara mereka tertangkap oleh otoritas di Turki dan Yordania sebelum kembali ke Indonesia.

"Mereka yang kembali dari Suriah ada 500 orang, termasuk di antaranya keluarga ini (Dita)," kata Tito di Surabaya, Minggu (13/5/2018).

 

 

Kompas TV Pelaku pengeboman membawa serta keluarganya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com