Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pesan Terakhir Briptu Wahyu untuk Ibu dan Sahabatnya

Kompas.com - 10/05/2018, 12:56 WIB
Iqbal Fahmi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KEBUMEN, KOMPAS.com - Tak ada yang pernah mengira, pemuda pendiam yang cemerlang itu pergi di usia yang sangat belia. Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas berpulang beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke 20.

Suasana haru mengiringi keberangkatab jenazah ke temoat peristurahatan terakhir dari rumah duka di Dusun Kebayeman RT 2 RW 2 Desa Kamulyan, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (10/5/2018).

Briptu Wahyu merupakan salah satu dari lima personel Densus 88 antiteror yang gugur saat kerusuhan di rutan Salemba cabang Brimob atau lebih dikenal dengan rutan Mako Brimob.

Ibunda korban, Surati (53) sangat terpukul dengan kematian putra bungsunya itu. Dirinya nampak belum percaya jika sang buah hati telah pergi untuk selama-lamanya.

Baca juga : Polisi yang Gugur di Mako Brimob Alami Luka Tembak hingga Sayatan

"Terakhir Whatsapp saya tanggal 5 April, ngucapin selamat ulang tahun. Dia cerita kalau seneng ditempatkan di Mabes Polri," katanya.

Sementara itu ayah korban Serma (purn) Pudjiono (60) mengungkapkan, selama hayatnya, wahyu merupakan sosok yang pendiam.

Namun dibalik itu, lanjut Pudjiono, putranya termasuk orang yang cakap dan berprestasi.

"Waktu pendidikan (SPN Purwokerto), Wahyu selalu dapat ranking," ujarnya.

Meski demikian, Wahyu yang terakhir pulang ke rumah pada Maret lalu tersebut tidak pernah sekalipun bicara akan bergabung dengan Densus 88.

Baca juga : Keluarga Korban Teroris Mako Brimob Terpukul dengan Kepergian Briptu Wahyu

 

Dia, kata Pudjiono, hanya bilang akan ditugaskan di Mabes Polri. "Ternyata selama ini Wahyu ikut seleksi Densus 88, dari 500 peserta se-Indonesia, hanya diambil enam orang," katanya.

Pudjiono sendiri mengaku sudah ikhlas dengan kepergian Wahyu. Dia yang juga seorang purnawirawan TNI mengerti benar risiko menjadi seorang prajurit.

"Saya sudah ikhlas, yang penting jenazah anak saya dudah dipulangkan dan dikebumikan sebgaimana mestinya," katanya. 

Sempat Curhat

Lain halnya dengan sahabat korban, Meydika Candra Aji yang sangat berduka dengan kepergian Wahyu.

Sahabat sekelas Wahyu saat masih di SMAN 1 Gombong itu mengungkapkan, dia terakhir bertukar pesan Whatsapp dengan korban sesaat sebelum aksi penyekapan terjadi pada Selasa (8/5/2018). 

Baca juga : Keluarga Tidak Boleh Buka Kain Kafan Briptu Wahyu, Korban Kerusuhan di Mako Brimob

"Dia terakhir balas Whatsapp jam 19.00 WIB, dan terakhir dilihat pada 21.00 WIB," katanya.

Medika menuturkan, selama korban bertugas di Mako Brimob hampir setiap hari dia menemani korban begadang. Mereka ngobrol mulai dari soal karir hingga asmara.

"Wahyu lagi proses pendekatan dengan adik kelas waktu SMA," kata Meydika yang saat ini tengah menjalani masa studi di STT Telkom Purwokerto ini. 

Kompas TV Penyerangan polisi diwarnai penyanderaan dan pembunuhan sadis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com